Presiden Amerika Donald Trump mengatakan, melindungi ladang-ladang minyak di Suriah adalah prioritas utama pemerintahannya. Pejabat senior pemerintah mengatakan, Amerika ingin mencegah jatuhnya ladang-ladang minyak itu kembali ke tangan militan ISIS. Tapi para pakar mempertanyakan prioritas yang diberikan Presiden Trump pada sumber-sumber minyak Suriah itu.
Kemarahan warga Kurdi karena ditinggalkan oleh pasukan Amerika di Suriah menggaris-bawahi kecaman luas atas keputusan Presiden Trump untuk menarik pasukan Amerika menjelang penyerbuan oleh pasukan Turki. Tapi kini, Trump menghendaki supaya tentara Amerika dikirim untuk melindungi ladang-ladang minyak di Suriah timur.
“Minyak sangat berguna karena banyak alasan. Pertama untuk mendanai ISIS, kedua untuk membantu warga Kurdi, karena ladang-ladang minyak itu pada dasarnya telah direbut dari warga Kurdi. Ketiga, minyak juga bisa membantu kita. Yang akan saya lakukan, mungkin minta pada Exxon Mobil atau salah satu perusahaan minyak kita lainnya untuk pergi kesana dan memanfaatkan sumber minyak itu dengan baik,” ungkap Trump.
Mark Esper, Menteri Pertahanan Amerika menjelaskan rencana itu lebih lanjut.
“Kami kini sedang melakukan beberapa hal, yang tidak akan saya jelaskan secara rinci, untuk memperkuat posisi kita di Deir el-Zor, supaya ISIS tidak bisa memanfaatkan sumber-sumber minyak itu, dan menggunakannya untuk melancarkan serangan di kawasan, di Eropa dan bahkan di Amerika,” kata Esper.
ISIS sejak lama telah memanfaatkan sumber minyak itu, kata pakar Laurie Blank dari Universitas Emory.
“Ketika ISIS menguasai banyak kawasan di Suriah dan Irak, ISIS memanfaatkan ladang-ladang minyak itu untuk mendanai operasi militernya, dan juga menyelundupkan minyak dalam jumlah besar ke pasar gelap,” ujarnya.
Namun, kebanyakan pakar menepiskan ide bahwa perusahaan minyak Amerika ikut memanfaatkan minyak Suriah itu. Kata Jeff Colgan dari Brown University.
“Perusahaan-perusahaan minyak Amerika akan menghadapi banyak kesulitan beroperasi di sana. Kesulitan hukum dan kesulitan-kesulitan praktis lainnya. Saya kira ini bukan hal yang mudah dilakukan, dan saya juga tidak yakin mereka akan antusias melakukan hal itu.”
Kata Laurie Blank, Presiden Trump agaknya memusatkan pikiran pada minyak karena masih menggunakan konsep lama tentang perang.
Karena banyaknya pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah, seperti Rusia, Kurdi, tentara Suriah dan bahkan pejuang-pejuang Iran, penguasaan ladang-ladang minyak itu pastilah akan menjadi bahan sengketa, kata para pakar. (ii/jm)