Peraih Hadiah Nobel untuk Perdamaian termuda membawa pesan pemberdayaan untuk perempuan ke Washington, Minggu (30/8), menyerukan gadis-gadis muda untuk mulai meyakini potensi mereka sebagai pemimpin.
Dalam tiga tahun sejak ia ditembak Taliban karena ingin meraih pendidikan, Malala Yousafzai telah bepergian ke seluruh dunia untuk mendorong pemberdayaan perempuan.
Dalam pertemuan yang diprakarsai VOA di Washington, DC, ia mengatakan bahwa dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika ada lebih banyak pemimpin perempuan.
“Ini pesan saya kepada semua perempuan di seluruh dunia -- bahwa mereka harus meyakini diri mereka; bahwa mereka harus yakin mereka memiliki potensi kepemimpinan, dan kita perlu lebih banyak perempuan untuk tampil ke depan.
Ia juga menekankan bahwa pesannya berarti untuk perempuan dan juga laki-laki.
"Partisipasi penuh dari perempuan dan laki-laki adalah penting," ujar Yousafzai.
Dalam wawancara setelah diskusi, Yousafzai mengatakan kepada VOA bahwa lebih banyak perempuan diperlukan untuk tampil ke depan dan mengambil peran di setiap bidang, termasuk politik.
"Saya kira penting untuk memberikan pendidikan berkualitas untuk perempuan dan laki-laki -- kita juta perlu laki-laki memberikan ruang yang pantas didapatkan untuk perempuan. Ini pekerjaan bersama dan saya berharap dengan kualitas pendidikan dan perubahan pola pikir ini kita dapat melihat perubahan dan melihat perempuan mengambil peran-peran yang pantas mereka dapatkan," ujarnya.
Yousafzai mengatakan ayahnya menginspirasinya untuk berbicara untuk hak-haknya. "Ia menginspirasi, ia tidak memaksa saya, tidak mendorong saya sehingga saya belajar darinya dan peran yang saya ambil adalah karena inspirasinya."
Yousafzai didampingi orangtua dan saudara-saudaranya.
Ia terus menarik perhatian terhadap pesannya dengan peluncuran pada Oktober mendatang He Named Me Malala, sebuah dokumenter mengenai hidupnya. Judul itu merujuk pada keputusan ayahnya untuk memberinya nama pahlawan perempuan Pakistan yang terkenal.
Malala Yousafzai berulang tahun ke-18 bulan Juli dan baru-baru ini lulus ujian universitas di Inggris dengan hasil gemilang.
Ia mengatakan kepada para hadirin bahwa ia akan terus berkeliling dunia, mengadvokasikan hak-hak perempuan dan berharap akan tiba waktunya ia dapat kembali dengan selamat ke tanah air di Pakistan.