Pemerintah Malaysia hari Selasa melancarkan penyelidikan tentang kerugian besar-besaran bank sentral lebih dari dua puluh tahun lalu. Penyelidikan tersebut dapat mengakibatkann tuntutan pidana terhadap mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Para pemuka oposisi mengecam penyelidikan itu sebagai muslihat politik untuk memburuk-burukkan Mahathir hanya beberapa bulan setelah ia membentuk partai politik baru. Ia sekarang memimpin koalisi oposisi yang bertujuan untuk melengserkan Perdana Menteri Najib Razak dalam pemilihan umum yang akan diadakan pertengahan tahun 2018.
Mahathir, 92 tahun, memimpin Malaysia selama 22 tahun sebelum mengundurkan diri tahun 2003. Ia mempelopori seruan agar Najib meletakkan jabatan karena skandal milyaran dolar investasi dana negara 1MDB yang dililit hutang. Dana tersebut sedang diselidiki di beberapa negara atas pencucian uang. Najib telah membantah melakukan kesalahan.
Komisi Penyelidikan Kerajaan yang beranggotakan 5-orang, mengatakan mereka akan menyelidiki berapa besar kerugian bank sentral dalam jual-beli mata uang tahun 1990-an dan menentukan apakah ada yang ditutup-tutupi.
Penyelidikan dilakukan setelah pemerintah mengatakan penyelidikan awal mendapati bahwa besarnya kerugian lebih besar daripada jumlah yang dilaporkan kepada Kabinet dan Parlemen.
Pemerintah Malaysia telah mengatakan pihaknya tidak menemukan pelanggaran pidana di 1MDB. Tetapi dana itu telah menjadi pusat penyelidikan di Amerika dan beberapa negara karena tuduhan penggelapan global dan pencucian uang. Najib mendirikan dana itu tidak lama setelah menjadi perdana menteri tahun 2009 untuk menggalakkan proyek-proyek pembangunan ekonomi, tetapi dana tersebut menimbun milyaran dolar hutang. [gp]