PBB mengatakan mantan pasukan pemberontak Libya masih menahan kira-kira 7.000 orang dalam penjara dan pusat-pusat penahanan darurat.
Laporan Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang diedarkan hari Senin mengatakan bahwa banyak tahanan tidak diproses secara hukum dan sebagian dari mereka kabarnya telah disiksa dan diperlakukan dengan kejam.
Laporan itu mengemukakan orang-orang sub-Sahara Afrika, yang dicurigai tentara bayaran yang dipekerjakan oleh mantan rejim Moammar Gaddafi, merupakan mayoritas para tahanan.
Utusan Ban untuk Libya, Ian Martin, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa para pemimpin baru Libya tidak membantah adanya pelanggaran hak azasi manusia. Tetapi, ia menekankan bahwa pemerintah sementara, yang akan berkuasa sampai pemilu legislatif nasional diselenggarakan bulan Juni depan, harus menunjukkan bahwa penyelesaian masalah ini harus menjadi prioritas utamanya.