Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Rabu (8/8), memilih mantan Presiden Chile Michelle Bachelet menjadi ketua hak asasi PBB berikutnya, tugas besar dan sering kontroversial yang menuai kritik dari pemerintah yang ditarget karena pelanggaran HAM.
Guterres mengirim catatan ke Majelis Umum, mengumumkan pemilihan Bachelet dan mengimbau persetujuan dari 193 negara anggota PBB, kantor berita Associated Press melaporkan.
Ketua Majelis Umum Miroslav Lajcak menindaklanjuti dengan mengirim surat kepada semua duta besar PBB yang mengatakan bahwa pertemuan akan diadakan Jumat pagi untuk melakukan pemungutan suara atas pencalonannya, yang hampir pasti akan disetujui.
Bachelet adalah perempuan presiden pertama Chile yang menjabat pada 2006-2010. Sekretaris Jenderal PBB pada waktu itu, Ban Ki-moon, memintanya menjadi ketua pertama UN Women, badan PBB yang dibentuk pada Juli 2010 oleh Majelis Umum untuk menggabung empat Badan PBB yang menangani kesetaraan gender dan kemajuan perempuan di bawah satu payung.
Pada 2013, Bachelet kembali ke Chile untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden dan terpilih dan menduduki jabatan kedua pada 2014-2018.
Jika dikukuhkan Majelis Umum, Bachelet akan menggantikan Zeid Ra'ad Al-Hussein, diplomat Yordania dan anggota keluarga kerajaan negara itu, yang masa jabatan empat tahunnya berakhir 31 Agustus.[ka]