Setelah ledakan pertumbuhan penjualan ponsel pintar tingkat atas pada lima tahun terakhir mencapai titik jenuh dan industri senilai US$2 triliun – operator telekomunikasi, pembuat ponsel dan penyedia konten – bersiap dengan perjalanan yang lebih menantang karena pertumbuhan bergeser ke pasar-pasar ekonomi baru, terutama di Asia.
Babak pertumbuhan berikutnya akan terjadi di pasar-pasar tersebut, tempat para pengguna yang memperhitungkan biaya menuntut alat dan akses yang lebih murah untuk pelayanan yang juga lebih terjangkau.
Tahun ini, jumlah pengguna Internet selular di negara-negara berkembang akan menyalip mereka di negara-negara maju untuk pertama kalinya, dengan pertumbuhan 27 kali lipat sejak 2007, dibandingkan dengan pertumbuhan empat kali lipat di negara maju, menurut estimasi Serikat Telekomunikasi Internasional (ITU).
“Pusat gravitasi ekosistem selular sepertinya akan bergerak dari Amerika Serikat dan Eropa Barat menuju Asia,” ujar Mary Ellen Gordon, direktur pengiklan selular Flurry Inc.
Banyak pengguna ponsel baru ada di Asia Pasifik. Wilayah ini tahun ini akan memiliki lebih banyak pengguna Internet selular dibandingkan dengan gabungan dari Eropa dan Amerika, menurut prediksi ITU. Dan ada banyak ruang untuk tumbuh: Kurang dari 23 dari 100 orang adalah pengguna Internet selular, dibandingkan dengan 67 di Eropa dan 48 di Amerika.
“Asia akan menjadi tenaga pendorong pertumbuhan global untuk dua dekade berikutnya,” ujar Scott Lee, kepala divisi Asia pada Appsnack, bagian dari perusahaan iklan digital di AS, Exponential Interactive.
Banyak dari pertumbuhan ini akan datang dari para pengguna alat-alat yang sampai 10 kali lebih murah dibandingkan dengan di negara-negara berkembang. Komponen yang lebih murah, akses yang mudah dan cepat untuk versi terbaru sistem operasi Android milik Google Inc, rancangan acuan dari pembuat komponen dan turunnya harga komponen akan menjadi pendorong, ujar Frederick Wong, manajer portfolio manager dari perusahaan teknologi eFusion Investment
Ltd.
China, pasar selular terbesar dunia – dimana hanya sekitar seperlima dari 1 miliar pengguna menggunakan teknologi 3G – telah muncul sebagai daerah pertempuran sengit untuk ponsel pintar. Setiap ceruk ada penantang lokal yang berbeda, seperti Xiaomi yang mirip iPhone namun berharga setengah dari iPhone 5.
Yang lebih sengit adalah di India, pasar selular terbesar kedua di dunia, dengan harga telepon Android kelas bawah yang berkurang setengahnya pada setahun terakhir menjadi sekitar $50, menurut Sameer Singh, analis di Hyderabad untuk perusahaan BitChemy Ventures.
Pada tahun depan, ia memperkirakan harga-harga akan turun $20 lagi, menghalangi telepon-telepon dari Nokia dan Samsung.
Seiring turunnya harga, lebih banyak pengguna akan mengadopsi alat yang lebih cerdas. Antara sekarang dan 2017, diperkirakan China dan India akan memiliki lebih dari 28 persen pelanggan ponsel pintar. Bagian India di pasar ponsel pintar dunia akan naik tiga kali lipat. (Reuters/Jeremy Wagstaff dan Lee Chyen Yee)
Babak pertumbuhan berikutnya akan terjadi di pasar-pasar tersebut, tempat para pengguna yang memperhitungkan biaya menuntut alat dan akses yang lebih murah untuk pelayanan yang juga lebih terjangkau.
Tahun ini, jumlah pengguna Internet selular di negara-negara berkembang akan menyalip mereka di negara-negara maju untuk pertama kalinya, dengan pertumbuhan 27 kali lipat sejak 2007, dibandingkan dengan pertumbuhan empat kali lipat di negara maju, menurut estimasi Serikat Telekomunikasi Internasional (ITU).
“Pusat gravitasi ekosistem selular sepertinya akan bergerak dari Amerika Serikat dan Eropa Barat menuju Asia,” ujar Mary Ellen Gordon, direktur pengiklan selular Flurry Inc.
Banyak pengguna ponsel baru ada di Asia Pasifik. Wilayah ini tahun ini akan memiliki lebih banyak pengguna Internet selular dibandingkan dengan gabungan dari Eropa dan Amerika, menurut prediksi ITU. Dan ada banyak ruang untuk tumbuh: Kurang dari 23 dari 100 orang adalah pengguna Internet selular, dibandingkan dengan 67 di Eropa dan 48 di Amerika.
“Asia akan menjadi tenaga pendorong pertumbuhan global untuk dua dekade berikutnya,” ujar Scott Lee, kepala divisi Asia pada Appsnack, bagian dari perusahaan iklan digital di AS, Exponential Interactive.
Banyak dari pertumbuhan ini akan datang dari para pengguna alat-alat yang sampai 10 kali lebih murah dibandingkan dengan di negara-negara berkembang. Komponen yang lebih murah, akses yang mudah dan cepat untuk versi terbaru sistem operasi Android milik Google Inc, rancangan acuan dari pembuat komponen dan turunnya harga komponen akan menjadi pendorong, ujar Frederick Wong, manajer portfolio manager dari perusahaan teknologi eFusion Investment
Ltd.
China, pasar selular terbesar dunia – dimana hanya sekitar seperlima dari 1 miliar pengguna menggunakan teknologi 3G – telah muncul sebagai daerah pertempuran sengit untuk ponsel pintar. Setiap ceruk ada penantang lokal yang berbeda, seperti Xiaomi yang mirip iPhone namun berharga setengah dari iPhone 5.
Yang lebih sengit adalah di India, pasar selular terbesar kedua di dunia, dengan harga telepon Android kelas bawah yang berkurang setengahnya pada setahun terakhir menjadi sekitar $50, menurut Sameer Singh, analis di Hyderabad untuk perusahaan BitChemy Ventures.
Pada tahun depan, ia memperkirakan harga-harga akan turun $20 lagi, menghalangi telepon-telepon dari Nokia dan Samsung.
Seiring turunnya harga, lebih banyak pengguna akan mengadopsi alat yang lebih cerdas. Antara sekarang dan 2017, diperkirakan China dan India akan memiliki lebih dari 28 persen pelanggan ponsel pintar. Bagian India di pasar ponsel pintar dunia akan naik tiga kali lipat. (Reuters/Jeremy Wagstaff dan Lee Chyen Yee)