Meksiko akan meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan selatannya dengan Guatemala untuk menghentikan migran anak-anak dalam perjalanannya ke Amerika Serikat, kata pihak berwenang, Jumat (19/3).
Pengumuman itu muncul setelah lonjakan arus migran tidak berdokumen menuju utara menyusul reformasi imigrasi Presiden AS Joe Biden.
Operasi di selatan perbatasan itu ditujukan untuk melindungi migran anak-anak yang "dieksploitasi oleh sejumlah jaringan kriminal," kata Institut Migrasi Nasional (NMI).
Petugas patroli akan menggunakan drone dan peralatan deteksi malam hari bagi pengawasan di daerah-daerah di mana migran yang tidak memiliki dokumen resmi diketahui melintasi perbatasan, katanya.
Sejak bulan Januari lebih dari 4.000 anak di bawah umur di Amerika Tengah diidentifikasi telah "melakukan perjalanan secara bergelombang di wilayah Meksiko," menurut NMI.
Sejumlah pelaku perdagangan manusia meminta para migran untuk membawa anak-anak agar lebih mudah memasuki Meksiko dan Amerika Serikat, katanya.
Menurut para pekerja sosial di kota Matamoros di timur laut Meksiko, anak-anak dibawa orang tua atau kerabat ke perbatasan dan dikirim ke perbatasan sendirian.
Menghadapi tekanan politik yang meningkat, Biden pada minggu ini mendesak para migran untuk tidak datang ke AS.
Sejak 2019, Garda Nasional AS melakukan patroli di perbatasan selatan Meksiko untuk menghentikan gelombang migran yang menyeberang.
Pada hari Kamis lalu Meksiko mengumumkan pembatasan lalu lintas darat yang tidak penting di daerah perbatasannya dengan Guatemala dengan tujuan untuk membatasi penyebaran COVID-19.
Langkah itu bertepatan dengan janji Amerika Serikat untuk mengirim vaksin produksi AstraZeneca ke Meksiko untuk membantu mengurangi kekurangan dosis vaksin virus corona.
Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard, Jumat (19/3), mengatakan bahwa 2,7 juta dosis diharapkan tiba minggu depan. [mg/pp]