Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik mengatakan pada Sabtu (1/6) bahwa lebih banyak bukti menunjukkan senjata yang digunakan oleh Rusia dalam perang di Ukraina diimpor secara ilegal dari Korea Utara.
“Kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara” meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dan “juga mempengaruhi medan perang di Eropa”, kata Shin.
Shin mengatakan bahwa apabila Korea Utara terus mendapatkan transfer teknologi militer dari Rusia sebagai kompensasinya, maka peningkatan besar dalam kemampuan militer konvensional Korea Utara akan menjadi risiko yang nyata.
Amerika Serikat mengatakan pada Februari bahwa Korea Utara mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer amunisi dan bahan terkait sejak September ke Rusia.
Baik Moskow maupun Pyongyang membantah tuduhan bahwa Korea Utara mentransfer senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, yang diinvasi Rusia pada Februari 2022.
Shin juga menyerukan China untuk mengambil peran lebih aktif dalam denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Ketika ditanya apakah Korea Selatan diizinkan untuk mengembangkan senjata nuklir sendiri, Shin menyatakan bahwa Seoul mematuhi rezim perjanjian nonproliferasi global (non-proliferation treaty/NPT), dan menganggap bahwa penguatan aliansi AS-Korea Selatan merupakan solusi terhadap pengembangan nuklir Korea Utara.
Shin berbicara pada Dialog Shangri-La, forum pertahanan terbesar di Asia, yang berlangsung di Singapura. Acara berakhir pada Minggu, 2 Juni. [ah/ft]
Forum