Sekelompok perempuan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian mendesak Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton agar mendukung komisi khusus untuk menyelidiki pelanggaran hak azasi manusia di Birma.
Ke-5 pemenang Nobel itu, para pendiri Prakarsa Perempuan Nobel, telah mengirim surat kepada Clinton pekan ini, yang memintanya agar secara terbuka mendukung terbentuknya Komisi penyelidikan internasional saat dibukanya sidang Majelis Umum PBB bulan ini.
Para pemenang Nobel itu mengatakan pemerintah Birma yang baru terpilih terus melakukan pelanggaran hak azasi walaupun sudah berjanji akan melakukan reformasi demokrasi. Mereka mengatakan puluhan wanita telah diperkosa sejak Januari, ketika militer melancarkan serangan terhadap suku pasukan pemberontak di provinsi Shan dan Kachin, Birma utara.
Pengungsi mengatakan tentara pemerintah mengatakan mereka diperintahkan untuk memerkosa perempuan tersebut.