Menteri Luar Negeri China Wang Yi tiba di Kabul, Kamis (24/3), sepekan sebelum Beijing menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara tetangga Afghanistan tentang bagaimana membantu pemerintah Taliban.
Beijing telah berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan Taliban, bahkan sebelum kelompok Islam garis keras itu menguasai Afghanistan, atau tepatnya setelah pasukan asing pimpinan AS menarik diri dari negara itu. Namun, seperti negara-negara lain, China sejauh ini belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.
"Menteri Luar Negeri China tiba di Kabul untuk berbicara dengan para pemimpin Afghanistan," cuit Ahmad Yasir, seorang pejabat tinggi Taliban. Segera setelah kedatangannya, ia mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi.
Wang tiba di Kabul dari Islamabad di mana ia menghadiri pertemuan dua hari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Sejak tersingkirnya bekas rezim yang didukung AS, Afghanistan semakin terjerumus ke dalam krisis keuangan dan kemanusiaan.
PBB dan badan-badan bantuan lainnya mengatakan lebih dari setengah dari 38 juta penduduk negara itu menghadapi kelaparan saat musim dingin yang saat ini masih berlangsung.
China hanya berbagi perbatasan sepanjang 76 kilometer dengan Afghanistan, tetapi Beijing telah lama khawatir negara tetangganya itu bisa menjadi kubu perlawanan kelompok Muslim Uyghur dari Xinjiang.
Beijing akan menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara tetangga Afghanistan pekan depan yang akan memungkinkan Taliban untuk mempresentasikan penilaian mereka sendiri tentang situasi terbaru di negara itu.
Laporan media-media mengatakan bahwa selama pertemuan itu para pejabat China dan Pakistan diperkirakan akan membahas proyek-proyek ekonomi baru di Afghanistan.
Mempertahankan stabilitas di Afghanistan setelah puluhan tahun perang adalah pertimbangan utama Beijing. China berusaha untuk mengamankan perbatasannya dan investasi-investasi infrastruktur strategisnya di negara tetangga Afghanistan, Pakistan. [ab/uh]