Berbicara dalam pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan pandangan Trump tentang NATO dan kecaman bahwa anggota-anggota aliansi itu tidak cukup membayar kewajiban mereka telah menimbulkan “rasa takjub.”
Mitra Steinmeier – Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault – menambahkan bahwa sikap terbaik menanggapi wawancara semacam itu sederhana saja, yaitu Uni Eropa harus semakin bersatu.
Di Berlin, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan sikap Trump “sudah diketahui sejak lama,” tetapi menambahkan nasib Eropa "ada di tangan Eropa sendiri.”
“Saya akan menunggu hingga presiden terpilih Amerika itu menjabat dan kemudian seperti biasa kita akan bekerjasama dengannya dalam semua bidang,” ujar Merkel kepada wartawan.
Meskipun Trump telah menyampaikan pernyataan-pernyataan serupa dalam kampanye pemilu sebelumnya, pengulangan pernyataan yang sama tetap mengejutkan karena tokoh pilihannya untuk menjadi menteri pertahanan – jendral pensiunan James Mattis – menegaskan dukungannya pada aliansi tersebut dalam sidang konfirmasinya di Kongres pekan lalu.
Steinmeier mengatakan pandangan-pandangan Trump – yang disampaikan dalam wawancara dengan suratkabar Jerman “Bild” dan suratkabar Inggris “The Times of London” - bertolakbelakang dengan Mattis.
Trump mengisyaratkan ia tidak peduli apakah Uni Eropa tetap bersatu atau tidak, suatu perbedaan tajam dbanding pemerintah Obama yang mendorong rakyat Inggris untuk tetap berada dalam Uni Eropa dalam referendum Juni 2016 lalu.
“Saya yakin negara-negara lain juga akan keluar dari Uni Eropa. Saya kira tetap bersatu dalam kelompok itu tidak semudah yang diperkirakan banyak orang,” ujar Trump dalam wawancara itu.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa “ternyata menjadi hal yang sangat bagus,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan “ kabar yang sangat baik bahwa Amerika ingin melakukan perdagangan bebas dengan kami dan ingin melakukannya dengan sangat cepat.”
Trump bersikap tegas pada pejabat-pejabat industri otomotif Jerman, dengan mengatakan pabrik mobil itu – termasuk BMW – akan dikenai tarif hingga 35% jika membangun pabrik-pabriknya di Meksiko dan bukan di Amerika, dan jika berupaya mengekspor mobil produksinya ke Amerika.
Tarif semacam itu akan membuat “industri otomotif Amerika menjadi lebih buruk, lebih lemah, dan lebih mahal,” ujar Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel pada suratkabar “Bild.” Gabriel mengusulkan kepada negara-negara Eropa untuk lebih menunjukkan rasa percaya diri dalam berhadapan dengan Trump. “Kita tidak lemah dan lebih rendah dari Amerika,” tambahnya.
BMW hari Senin (16/1) mengatakan perusahaan itu akan tetap pada rencananya untuk memproduksi mobil di Meksiko.
“Produksi itu untuk pasar dunia,” ujar BMW, sebagaimana dikutip kantor berita Jerman DPA. “Oleh karena itu pabrik BMW di Meksiko akan melengkapi produksi pabrik-pabrik di Jerman dan China,” tambah BMW. [em/ii]