Pemerintah AS telah menghabiskan lebih dari 100 juta dolar untuk memberantas wabah Ebola di Afrika Barat. Bantuan itu termasuk memasok kantong jenazah, kemah untuk mendirikan unit-unit perawatan, pangan, air dan obat-obatan, yang dikirim lewat udara. Pemerintah AS juga mendanai pelatihan dan transportasi para pekerja kesehatan, tim penguburan dan relawan lainnya.
Kini Balai Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit AS (CDC) dan Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) mengelola sebuah laboratorium berjalan di sebuah unit perawatan Ebola terbesar di Monrovia. Di laboratorium ini, para staf CDC dan NIH mengecek sampel-sampel darah yang mereka terima, untuk dites apakah mengandung Ebola.
Laboratorium nasional di sana, Institut Riset Bidomedis Liberia, kewalahan menangani banyaknya kasus Ebola, sehingga laboratorium berjalan ini penting untuk mengidentifikasi kasus Ebola baru dengan cepat, sehingga penderitanya dapat segera mendapat perawatan.
Tim Callahan, Pemimpin Tim Respon Bantuan Bencana Ebola (DART) AS, mengatakan:
“Ini akan jadi program jangka panjang dan kami berkomitmen menjalankannya. Kami berkomitmen untuk menghadirkan pakar di lapangan dan berkoordinasi lagi dengan pemerintah untuk 4 sampai 6 bulan ke depan.”
Badan pemerintah Amerika untuk pembangunan internasional (USAID) pekan ini mengumumkan bahwa AS mendanai pengerahan 100 petugas kesehatan dari Uni Afrika ke Liberia, Sierra Leone, Guinea dan Nigeria. Ini mencakup 25 dokter, 45 perawat dan personil penting lainnya untuk memenej dan mengelola unit-unit perawatan Ebola (ETU) yang mengisolasi dan mengobati mereka yang terkena penyakit itu, membantu meminimalisir penyebaran Ebola.
Dalam kunjungan ke kantor federal Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Atlanta, Georgia, hari Selasa (16/9) Presiden Obama mengumumkan pengiriman 3.000 tentara Amerika ke kawasan yang terimbas Ebola.
Militer Amerika akan membangun 17 fasilitas layanan kesehatan yang masing-masing berkapasitas 100 tempat tidur untuk mengarantina dan mengobati korban virus Ebola. Misi Amerika tersebut juga akan mendirikan sebuah fasilitas untuk melatih 500 petugas layanan kesehatan setiap minggu.
Menurut pernyataan Gedung Putih, pusat komando misi itu akan berlokasi di ibukota Liberia, Monrovia.