Kelompok HAM Amnesty International mengatakan 14 warga sipil tewas dalam lima serangan udara militer Amerika di Somalia dalam dua tahun terakhir. Tuduhan itu dibantah keras Amerika.
Laporan Amnesty International yang dikeluarkan Selasa (19/3) juga mencakup pernyataan dari 65 saksi mata, sejumlah foto, gambar satelit dan pernyataan-pernyataan di media sosial sebagai bukti serangan udara di kawasan Lower Shabelle, Somalia, dari bulan Oktober 2017 hingga Desember 2018.
Kelompok HAM itu menyimpulkan bahwa laporan itu “memberikan bukti yang kredibel bahwa serangan udara Amerika bertanggungjawab atas empat insiden tersebut, sementara insiden kelima paling masuk akal juga terjadi akibat serangan udara Amerika.
Komando Amerika di Afrika AFRICOM, yang melakukan serangan-serangan udara militer Amerika di Somalia – dengan berkoordinasi pada pemerintah Somalia – mengatakan bahwa tidak ada warga sipil yang tewas dalam serangan-serangan itu. Ditambahkan, laporan Amnesty International “tidak mencerminkan secara akurat catatan AFRICOM dalam upaya mengurangi jatuhnya korban sipil.”
“AFRICOM telah melakukan upaya luar biasa untuk mengurangi kemungkinan jatuhnya korban sipil, sebagai sebuah kebijakan,” tambah pernyataan itu.
Amnesty International mengajukan 13 tuntutan terhadap AFRICOM pada Oktober 2018 dan Februari 2019, lima diantaranya dipaparkan dengan rinci dalam laporan itu. Conor Fortune di Amnesty International mengatakan kepada VOA, tuduhan-tuduhan lain kurang memiliki “bukti yang cukup mendukung” atau diabaikan oleh kelompok itu karena sumber-sumbernya “tidak dapat dipercaya.”
Menurut pejabat-pejabat pertahanan, militer Amerika telah mengkaji 18 tuduhan jatuhnya korban sipil di Somalia sejak 2017. Tuduhan-tuduhan itu diterima dari hasil kajian internal terhadap serangan udara yang dilakukan dan juga dari pihak luar.[em]