Israel menolak perjanjian rekonsiliasi antara dua faksi utama Palestina dengan mengatakan itu bisa menghentikan proses perdamaian. Sebagian warga Palestina juga pesimis jika faksi Fatah yang moderat bisa bergabung dengan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.
Musab Sirhan, mahasiswa berusia 20 tahun berdiri disamping tenda di lapangan Menara di pusat kota Ramallah. Tenda itu saat ini kosong. Sirhan adalah salah seorang demonstran yang berdemonstrasi sembari duduk guna menyerukan rekonsiliasi antara kelompok Fatah dan Hamas.
Persatuan diantara faksi yang ada di Palestina menurutnya, paling tepat dalam mencapai cita-cita mendirikan negara Palestina. Sirhan mengatakan dia dan demonstran lainnya telah berhasil.
Dia mengatakan sekali mereka bersatu, orang Palestina bisa menghentikan warga Israel bermukim di Tepi Barat dan mengakhiri pendudukan Israel.
Di warung kopi pinggir jalan di Palestina, kelompok laki-laki yang lebih tua tak begitu optimistis .
Jemal Ismail tidak paham bagaimana dua faksi yang sangat berbeda pandangan bisa berekonsiliasi kecuali mereka melepaskan sebagian prinsip pokok mereka. Dia tidak melihat bukti hal itu.
Dia menanyakan rencana mereka dan bertanya-tanya apa yang baru dalam perjanjian ini. Dia mengatakan telah melihat perjanjian rekonsiliasi ini sebelumnya dan itu selalu gagal.
Hamas menyingkirkan Fatah dari Jalur Gaza empat tahun lalu setelah pertempuran berdarah yang berlangsung seminggu.
Fatah ingin berunding dengan Israel sementara Hamas menentang perundingan damai dan piagam resmi organisasi itu menyerukan kehancuran negara Israel.
Israel menyebut perjanjian rekonsiliasi itu sebuah kesalahan dan PM Benjamin Netanyahu mengingatkan Otoritas Palestina untuk memilih antara menjalin perdamaian dengan Hamas atau Israel.
Pendukung Hamas di Tepi Barat menyambut perjanjian itu. Fadel Hamdan, anggota DPR Palestina menganggap itu sebagai saat bersejarah yang dibantu oleh pemerintah interim baru di Mesir.
Ia mengatakan Hamas menginginkan rekonsiliasi namun tidak diijinkan oleh rejim pemerintah Husni Mubarak. Dia mengatakan begitu Mubarak turun, proses itu mulai lagi dan ia berharap Fatah akan bergabung dengan perjuangan Hamas.