Partai oposisi terbesar Mesir, Ikhwanul Muslimin, akan memulai pembicaraan dengan Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman mengenai hak publik untuk melakukan protes dengan aman dan mengenai kemungkinan mundurnya Presiden Hosni Mubarak yang telah menduduki jabatan selama 30 tahun.
Suleiman telah bertemu dengan para pendukung oposisi lainnya, tetapi ini akan menjadi pertama kalinya organisasi Ikhwanul Muslimin, yang dilarang di Mesir, ikut serta.
Pengunjuk rasa anti-pemerintah telah memenuhi lapangan Tahrir di Kairo lebih dari 12 hari, menyerukan presiden untuk mundur. Mubarak menolak mundur, tetapi mengatakan ia tidak akan dipilih kembali pada bulan September.
Pada hari Sabtu, pimpinan utama dari partai yang berkuasa di Mesir, Partai Demokrat Nasional, telah mengundurkan diri. Televisi pemerintah Mesir melaporkan komisi pembuatan kebijakan dari Partai Demokrat Nasional mengundurkan diri, termasuk putra presiden, Gamal Mubarak. Tapi laporan yang sama mengatakan Presiden Hosni Mubarak tetap menjabat ketua partai.
Menurut laporan televisi pemerintah Mesir, Sekjen Partai Demokrat Nasional Safwat el-Sharif mengundurkan diri dan telah digantikan. Laporan kantor-kantor berita Barat mengatakan komisi pembuatan kebijakan terdiri dari enam anggota yang sudah lama menjadi bagian dari kekuatan politik Mesir.
Ikhwanul Muslimin Mulai Dialog dengan Wapres Mesir Omar Suleiman
Walaupun Wapres Mesir Omar Suleiman telah bertemu dengan para tokoh oposisi lainnya, ini pertama kalinya Ikhwanul Muslimin diajak ikut serta.