Pemerintah militer Birma mengatakan pemilu legislatif yang sudah lama ditunggu itu akan diadakan tanggal 7 November – kira-kira seminggu sebelum pembebasan dari tahanan rumah pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi.
Organisasi-organisasi HAM mengatakan penetapan waktu itu tampaknya disengaja supaya pemenang hadiah Nobel perdamaian itu tidak boleh turut sebagai calon. Peraturan pemilu mengatakan orang yang berada di penjara tidak boleh turut sebagai calon.
Di New York, Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak pihak berwenang Birma agar membebaskan segera “para tahanan politik” supaya mereka dapat turut dalam “kehidupan politik negara itu.” Departemen Luar Negeri Amerika juga telah menghimbau pembebasan para tahanan, dengan mengatakan dalam keadaan sekarang ini pemilu itu tidak dapat mengikutkan semua orang dan tidak layak dipercaya.
Organisasi-organisasi HAM mengatakan ada lebih dari 2 ribu tahanan politik di Birma.