Palestina menuduh Israel sengaja berusaha menggagalkan proses perdamaian, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui rencana membangun sekitar 240 rumah bagi pemukim Yahudi di Yerusalem Timur.
Ketua tim perunding Palestina Saeb Erekat mengatakan Israel mematikan upaya-upaya untuk menghidupkan kembali perundingan langsung. Ia berkomentar demikian hari Jumat, sehari setelah Israel menyetujui rencana pembangunan unit-unit rumah baru di kawasan Pisgat Zeev dan Ramot.
Amerika menyatakan "kecewa" atas keputusan Israel. Jurubicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley mengatakan pembangunan permukiman baru bertentangan dengan upaya untuk memulai kembali pembicaraan damai langsung. Ia mengatakan Israel memberitahu Amerika mengenai rencana itu sebelumnya.
Para pejabat Palestina tidak mau melakukan perundingan langsung karena Israel menolak menghentikan pembangunan permukiman di wilayah yang diinginkan Palestina sebagai negara mereka kelak, termasuk Yerusalem Timur.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Palestina tidak akan pernah menandatangani perjanjian yang mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Ia menyatakan itu hari Jumat menanggapi usulan Israel pekan ini untuk memperpanjang pembekuan pembangunan permukiman di Tepi Barat sebagai imbalan atas pengakuan tersebut.