Ribuan demonstran anti-pemerintah di Bahrain telah kembali ke lapangan utama di ibukota, setelah polisi dan tentara mundur.
Beberapa demonstran melambaikan bendera dan berteriak "menang" pada hari Sabtu ketika mereka kembali ke Lapangan Mutiara di Manama.
Para demonstran mendirikan benteng penghadang dan tenda-tenda, dan mendirikan pos medis darurat.
Sebelumnya pada hari Sabtu, polisi menembakan gas air mata kepada demonstran sebagai upaya mengosongkan lapangan tersebut. Pihak kerajaan memerintahkan pasukan keamanan untuk mundur setelah tekanan yang kuat dari masyarakat internasional untuk menahan diri.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Tom Donilon menghubungi Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad al-Khalifa untuk menyatakan dukungannya atas upaya Pangeran Mahkota yang telah memerintahkan "untuk menahan diri dan memulai dialog" dengan oposisi.
Para anggota blok oposisi Wefaq pada hari Sabtu mengatakan pemerintahan sekarang harus mengundurkan diri sebelum blok itu akan mempertimbangkan negosiasi yang mungkin mengakhiri protes. Blok tersebut menarik diri dari parlemen pekan ini.
Pada hari Jumat, sedikitnya 55 orang cedera ketika petugas pasukan keamanan menembaki para pelayat yang pulang dari pemakaman seorang pengunjuk rasa. Para pelayat berusaha kembali ke Lapangan Mutiara, menentang larangan pemerintah untuk melakukan protes.
Para Demonstran ke Kembali Lapangan Utama di Bahrain
Pihak kerajaan memerintahkan pasukan keamanan untuk mundur setelah tekanan yang kuat dari masyarakat internasional untuk menahan diri.