Parlemen baru Irak padahari Senin kembali bersidang untuk pertama kalinya sejak pemilu nasional bulan Maret, yang tidak menghasilkan pemenang mutlak.
Parlemen Irak mengambil sumpah dalam sesi baru tersebut. Ketua Fouad Massoum lalu menunda sidang, dan mengatakan sesi memilih presiden parlemen akan dilakukan kemudian hari.
Beberapa anggota parlemen memperingatakan bahwa pembentukan sebuah pemerintahan baru Irak bisa berlangsung berbulan-bulan.
Dua saingan utama, Perdana Menteri Nouri al-Maliki dan mantan Perdana Menteri Iyad Allawi mengadakan pembicaraan hari Sabtu di Baghdad. Penasihat Maliki, Ali al-Dabbagh, mengatakan sesi itu “membuka jalan” bagi lebih banyak dialog antara kedua pemimpin.
Tidak ada kelompok politik yang menang mutlak dalam pemilu 7 Maret untuk membentuk mayoritas.
