Pejabat-pejabat pemilu merilis hasil sementara hari Senin (27/10) tetapi hasil akhir penghitungan akan diumumkan hari Kamis. Namun partai Nidaa Tounes mengatakan memenangkan hampir 80 kursi, mengutip exit poll dan penghitungan suara awal. Partai Islamis moderat diperkirakan memenangkan sekitar 60 kursi.
Sekitar 90 partai ikut pemilihan hari Minggu, sejak rakyat Tunisia menggulingkan otokrat Zine El Abidine Ben Ali tahun 2011. Sekitar 60 persen dari 5,2 juta pemilih Tunisia yang terdaftar ikut dalam pemungutan suara pertama pemilihan parlemen setelah terjadinya pemberontakan Musim Semi Arab tahun 2011. Pemilihan presiden dijadwalkan akhir November.
Menjelang pemilihan, Partai Islamis Ennahda yang moderat dan partai sekuler terkemuka Nidaa Tounes diperkirakan meraih kursi terbanyak dalam parlemen beranggotakan 217 itu.
Di Amerika, Presiden Barack Obama memuji pemilu itu sebagai tonggak penting dalam transisi politik di negara itu. Ia mengatakan rakyat Tunisia terus "menginspirasi orang di seluruh kawasan itu dan di seluruh dunia.'' Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Amerika bertekad bekerja sama dengan pemerintah Tunisia mendatang yang terpilih secara demokratis dari pemilihan ini.
Tunisia relatif tenang sejak menjadi negara pertama yang menggulingkan pemerintah dalam gelombang pemberontakan rakyat yang tersebar ke seluruh kawasan. Namun, terdapat beberapa ketidakpuasan atas lambatnya perubahan dan masalah ekonomi yang berkelanjutan sesudah revolusi yang sebagian disebabkan karena kurangnya lapangan kerja.
Negara itu telah mengalami beberapa gejolak dalam 3,5 tahun, termasuk pembunuhan politik, kerusuhan buruh, inflasi yang tinggi dan serangan dari ekstremis Muslim. Tetapi, transisi demokrasi Tunisia tetap berjalan, tidak seperti di negara-negara lain yang mengalami pemberontakan Musim Semi Arab.