Seorang perwira polisi senior Amsterdam, Selasa (12/11) memperingatkan potensi terjadinya lebih banyak kerusuhan di Amsterdam, setelah puluhan orang bersenjatakan tongkat dan petasan membakar sebuah trem pada Senin malam (11/11) seiring meluasnya ketegangan di kota itu pasca aksi kekerasan yang menarget penggemar klub sepak bola Israel.
Pejabat senior di Kepolisian Amsterdam Olivier Dutilh mengatakan dalam sidang pengadilan bahwa “kami mendapat isyarat adanya seruan untuk melakukan kerusuhan serupa” di bagian barat kota.
Polisi mengatakan api yang melalap trem, atau kereta api jarak pendek dengan gerbong lebih sedikit dibanding kereta api biasa, dengan cepat dapat dipadamkan, sementara polisi antihuru-hara membersihkan lapangan. Foto dan video di media sosial menunjukkan sejumlah orang yang merusak properti dan menyalakan petasan. Tidak ada laporan mengenai korban cedera.
Polisi mengatakan belum jelas siapa yang memulai kerusuhan dan apakah ada kaitannya dengan apa yang terjadi pekan lalu. Dalam video yang beredar luas di media sosial, terdengar sejumlah orang menghina orang-orang Yahudi.
Polisi mengatakan suasana tegang sejak lima orang dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan Kamis lalu (7/11) setelah pertandingan Maccabi Tel Aviv-Ajax.
Robek Bendera Palestina dan Teriakkan Slogan Anti-Arab, Fans Israel Diburu
Wali Kota Amsterdam mengatakan sejumlah pemuda yang menggunakan skuter dan berjalan kaki mencari para penggemar Israel, meninju dan menendang mereka dan kemudian melarikan diri untuk menghindari polisi. Ini dikarenakan sebelum pertandingan Maccabi Tel Aviv melawan Ajax, puluhan pendukung Maccabi telah merobek-robek bendera Palestina yang dipasang di sebuah gedung di Amsterdam, dan meneriakkan slogan-slogan anti-Arab dalam perjalanan mereka ke stadion.
Ada juga sejumlah laporan mengenai penggemar Maccabi yang memulai perkelahian.
Polisi Belanda mengumumkan lima penangkapan baru pada hari Senin (11/11) dalam penyelidikan mereka atas kekerasan sebelumnya. Para tersangka adalah laki-laki berusia 18 hingga 37 tahun, yang berasal dari Amsterdam atau kota sekitarnya. Empat orang masih ditahan. Lima orang sudah dibebaskan namun ditetapkan sebagai tersangka.
Sebelumnya, polisi mengatakan empat laki-laki lainnya yang ditangkap pekan lalu akan tetap ditahan sementara penyelidikan berlanjut. Dua di antaranya adalah anak di bawah umur, masing-masing berusia 16 tahun dan 17 tahun asal Amsterdam. Dua lainnya berasal dari Amsterdam dan kota terdekat. Polisi mengatakan mereka telah mengidentifikasi lebih dari 170 saksi dan telah mengambil bukti forensik dari puluhan saksi.
Perdana Menteri Dick Schoof mengatakan pihaknya juga memeriksa video yang diposting ke media sosial. Schoof bertemu dengan para pemimpin komunitas pada Selasa sore untuk membahas antisemitisme.
Laporan mengenai pidato antisemitisme, vandalisme dan kekerasan telah meningkat di Eropa sejak dimulainya perang di Gaza. Ketegangan juga terasa meningkat di Amsterdam menjelang pertandingan Kamis malam lalu (7/11).
Walikota telah melarang semua demonstrasi di kotanya dan menyatakan beberapa wilayah di Amsterdam sebagai zona risiko di mana polisi dapat menghentikan dan memeriksa siapa pun. Puluhan orang ditahan pada hari Minggu (10/11) karena ikut serta dalam demonstrasi pro-Palestina di pusat kota Amsterdam yang dilarang.
Badan penyiaran Belanda, NOS, melaporkan demonstrasi kecil di luar Balai Kota Amsterdam hari Selasa telah dibubarkan. [em/ab]
Forum