Paus Fransiskus meninggalkan Paraguay hari Minggu (12/7) setelah kunjungan seminggu ke tiga negara di Amerika Selatan.
Paus yang berasal dari Amerika Selatan itu menegaskan lagi tugasnya sebagai juru bicara rakyat yang miskin dan terpinggirkan, dengan mengunjungi sebuah perkampungan kumuh yang berlumpur karena hujan di Asuncion hari Minggu, dan membacakan misa.
Warga kampung Banado Norte di tepi Sungai Paraguay bersorak saat Paus Fransiskus melewati mereka, berupaya menggapai jubah putihnya dan mengambil foto dengan ponsel mereka.
"Sekarang saya bisa mati dengan tenang," kata Francisca de Chamorra, seorang janda berusia 82 tahun yang pindah ke kawasan kumuh itu pada tahun 1952. "Paus datang ke tempat kumuh ini merupakan mukjizat.''
Fransiskus menghabiskan sepanjang minggu ini, membicarakan ketidakadilan sistem kapitalis global yang menurutnya mengidolakan uang dan bukannya manusia, dan menuntut model ekonomi bari di mana sumber daya Bumi dibagikan dengan merata bagi semua orang.
Di Banado Norte, Paus melihat orang-orang tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat dari kayu. Beberapa minggu yang lalu, babi-babi mengorek sampah dan mencari makanan sisa di kawasan tersebut. Pihak berwenang memperkirakan sekitar 15.000 keluarga hidup dalam kemiskinan ekstrem, yang keadaannya semakin buruk ketika hujan deras turun di tepi Sungai Paraguay, membuat jalanan yang kotor berubah menjadi kubangan lumpur yang tidak bisa dilewati.
Banyak warga Banado Norte adalah penghuni liar di tanah milik pemerintah yang datang dari pedesaan di bagian timur laut negara tersebut di mana lahan-lahan pertanian digunakan untuk menanam kedelai dan seringkali dibeli oleh warga Brazil dan perusahaan-perusahaan multinasional. Warga berpendapat seharusnya mereka diberikan hak atas tanah tersebut karena mereka telah menjadikan tempat tersebut layak huni tanpa banyak bantuan dari pemerintah kota.
Selama berminggu-minggu, penduduk kawasan tersebut dan pihak berwenang menyiapkan kunjungan Paus, melakukan berbagai persiapan mulai dari mengeringkan jalan hingga membuat rosario untuk diberikan kepada Paus sebagai kenang-kenangan.
Tapi mereka berharap Paus memberikan solidaritas dan dorongan semangat pada mereka, setelah mendesak pemimpin mereka untuk melakukan upaya-upaya untuk memenuhi permintaan mereka tentang pembangunan dan kesejahteraan sosial.
"Menyediakan roti, menyediakan atap bagi anak-anak, memberikan mereka layanan kesehatan dan pendidikan, ini adalah kebutuhan dasar bagi martabat manusia, dan para pengusaha, politisi, ahli ekonomi, harus merasa tertantang mengatasi masalah ini," kata Paus pada para pemimpin di bidang bisnis, politis, pemimpin serikat pekerja dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya pada Sabtu malam. "Saya meminta mereka untuk tidak tunduk pada model ekonomi yang musyrik, yang mengorbankan hidup manusia di altar demi uang dan keuntungan.''
Setelah berkunjung ke Banado Norte, Paus akan melakukan Misa di sebuah lapangan terbuka di luar Asuncion dan bertemu dengan para pemuda sebelum kembali ke Roma.