Dalam laporan awal tim pemantau pemilu PBB hari Senin (27/7), mereka mengatakan pemilu yang memberi Presiden Pierre Nkurunziza masa jabatan ketiga itu tidak dibarengi kebebasan berpendapat dan kebebasan pers.
Kata laporan itu, “meskipun hari pencoblosan surat suara berjalan damai dan memadai, kondisi secara keseluruhan tidak kondusif bagi proses pemilu yang bebas dan kredibel.”
Presiden Nkurunziza, yang meraih 69 persen suara, sebelumnya menghadapi kontroversi tentang masa jabatan ke-tiganya itu.
Pihak oposisi mengatakan hal itu melanggar konstitusi yang menetapkan maksimal dua masa jabatan serta perjanjian damai yang mengakhiri perang saudara tahun 2006. Namun pengadilan konstitusi menetapkan Nkurunziza berhak mencalonkan diri karena ia dipilih parlemen – bukan rakyat – untuk masa jabatan pertamanya tahun 2005.
Aksi kekerasan menjelang hari pemilu mengakibatkan paling tidak 80 orang tewas dan lebih dari 170.000 orang mengungsi keluar negeri. Kontroversi itu juga membuat banyak kelompok oposisi memboikot pemilu.
Amerika dan Inggris sebelumnya sudah mengatakan pemilu itu tidak kredibel.