Presiden Burundi Pierre Nkurunziza telah memenangkan masa jabatan ketiga sebagai presiden di tengah-tengah kontroversi yang berkepanjangan mengenai apakah terpilihnya ia kembali konstitusional.
Nkurunziza memperoleh 69 persen suara sementara saingan terdekatnya Agathon Rwasa memperoleh 19 persen, demikian kata ketua KPU Pierre Claver Ndayicariye hari Jumat. Perolehan tersebut memberinya kemenangan babak pertama atau langsung.
Amerika Serikat dan Inggris telah mengutuk pemilihan presiden hari Selasa itu sebagai tidak layak dipercaya karena kekerasan pra-pemilu, tuduhan intimidasi kelompok-kelompok oposisi dan pertanyaan mengenai apakah presiden tersebut melanggar batas dua masa jabatan undang-undang dasar.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan dalam pernyataan hari Jumat bahwa Amerika Serikat sangat kecewa atas penggunaan cara yang tidak demokratis oleh Presiden Nkurunziza untuk mempertahankan kekuasaan melalui proses pemilu yang tidak layak dipercaya atau tidak sah.”
Sebelumnya pekan ini, seorang mantan presiden Burundi mendesak masyarakat internasional agar menolak hasil pemilihan itu.