Konferensi dijadwalkan berakhir Jumat (12/12), namun pembicaraan dilanjutkan Minggu (14/12) pagi setelah negara-negara berkembang menolak rancangan perjanjian yang mereka katakan, mengijinkan negara-negara kaya mengelak tanggung jawab mereka memerangi pemanasan global dan membayar dampak-dampaknya.
Utusan Amerika untuk perubahan iklim,Todd Stern memperingatkan kepada para delegasi akan adanya jalan buntu hari Sabtu, gagal mencapai suatu kompromi langsung pada ketentuan-ketentuan pencemarankarbon yang akan menutup kesempatanbagi perjanjian global tahun depan di Paris.
Negara-negara yang menolak, dipimpin China mengatakan, rancangan perjanjian itu membebani perekonomian negara-negara berkembang untuk membatasi emisi gas rumah kaca, dibanding negara-negara maju yang dianggap lebih bertanggung jawab terhadap polusi dunia.
Negara-negara berkembang lain, termasuk negara-negara kepulauan, menyalahkan naskah rancangan perjanjian yang tidak mencantumkan kompensasi terhadap bencana badai dan naiknya permukaan air laut.