Tautan-tautan Akses

Pengadilan California Mulai Sidang Kepemilikan Buku Harian Mantan Sekretaris Mao Zedong


FILE - A combo photo shows Li Rui, a former secretary to communist China's founder Mao Zedong, talking about his former boss during an interview in Beijing, Sept. 5, 2006.
FILE - A combo photo shows Li Rui, a former secretary to communist China's founder Mao Zedong, talking about his former boss during an interview in Beijing, Sept. 5, 2006.

Pengadilan di Oakland, California, minggu ini menggelar sidang untuk memutuskan kepemilikan buku harian yang ditulis oleh Li Rui, mantan sekretaris pendiri komunis China Mao Zedong, yang vokal mengkritik Partai Komunis China.

Sidang akan memutuskan siapa yang berhak menyimpan buku harian tersebut. Buku itu disumbangkan oleh putri Li ke Universitas Stanford. Namun janda Li, Zhang Yuzhen, istri keduanya, menuntut agar dokumen tersebut dikembalikan.

Tim hukum universitas dan akademisi China yang berbasis di Amerika Serikat menduga gugatan Zhang didanai oleh otoritas China, yang bertujuan untuk mengendalikan narasi sejarah sensitif tentang Mao dan partai Komunis.

"Li Rui adalah ensiklopedia hidup dari 80 tahun sejarah Partai Komunis China," kata Cai Xia, mantan profesor di Sekolah Partai Pusat Beijing yang tinggal di Amerika Serikat, dalam balasan email kepada VOA Mandarin. "Partai Komunis China tahu, bahwa buku harian tersebut berisi sejarah yang tidak boleh dipublikasikan. Beijing akan berjuang [untuk mendapatkan] kembali buku harian tersebut dengan segala cara."

10 juta kata

Li menulis sekitar 10 juta kata dalam puluhan buku harian, surat, dan catatan selama hidupnya, termasuk kritik terhadap Mao, partainya, dan Pembantaian Lapangan Tiananmen 1989.

Pada tanggal 4 Juni 1989, ketika pemimpin China Deng Xiaoping memerintahkan militer untuk 'membersihkan' pengunjuk rasa pro-demokrasi dari Lapangan Tiananmen, yang menewaskan ratusan bahkan ribuan orang, Li menulis, "Saya gelisah sepanjang hari, dan saya selalu ingin menangis."

Pada tanggal 9 Januari 2010, ia menulis, "Tindakan Mao benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai universal kebebasan, demokrasi, kemajuan ilmiah, dan supremasi hukum."

Li juga mengkritik pemimpin China saat ini, Presiden Xi Jinping.

Pada tahun 2018, ketika China mulai menghapus batasan masa jabatan untuk Xi, ia mengutip laporan media asing dalam buku hariannya, "Demokrasi Sudah Mati."

Dalam sebuah wawancara dengan VOA bahasa Mandarin dari ranjang rumah sakitnya tahun itu, Li menyatakan kekecewaannya dengan apa yang disebutnya sebagai "pendidikan rendah" Xi.

Putri Li, Li Nanyang, seorang warga negara Amerika, mengatakan sebelum Xi meninggal pada tahun 2019, ia menyerahkan sekitar 40 kotak dokumennya ke Hoover Institution di Stanford. Pemberian dokumen tersebut, menurutnya, adalah untuk memenuhi keinginan ayahnya, agar dokumen-dokumen itu disimpan di sana, di mana ia kemudian menjadi visiting fellow.

Zhang, janda Li, mengklaim Li Nanyang menggunakan "pengaruh yang tidak semestinya" atas ayahnya dan membantah tuduhan terkait rencana menyembunyikan informasi dalam dokumen tersebut selain informasi "pribadi". Ia juga mengatakan Stanford dapat membuat salinan dokumen tersebut. Namun, para pakar di Hoover Institute berpendapat bahwa salinan-salinan itu menjadikannya tidak lagi autentik, tidak seperti dokumen aslinya.

Zhang menggugat Stanford dan Li Nanyang pada tahun 2019 di Pengadilan Distrik Xicheng Beijing, yang memberikan hak kepemilikan dokumen tersebut kepada Zhang dan memerintahkan universitas untuk mengembalikannya dalam waktu 30 hari. Li Nanyang tidak menghadiri persidangan tersebut.

Stanford pada tahun yang sama mengajukan "klaim hak milik diam-diam" terhadap Zhang di Amerika Serikat, meminta pengadilan federal untuk turun tangan dan menegaskan haknya atas arsip Li Rui.

Zhang menyewa pengacara Amerika dan mengajukan gugatan balik terhadap Stanford dan Li Nanyang pada tahun 2020, dengan mengatakan Li Nanyang "mencuri" informasi pribadi dan "harta nasional." Dia menuduh putri Li Rui dan universitas tersebut melakukan "pelanggaran hak cipta," "pengungkapan fakta pribadi kepada publik," dan "menyebabkan tekanan emosional yang disengaja."

Pengacara Zhang pada tahun 2021 membantah adanya keterlibatan Partai Komunis China untuk mendukung Zhang, meskipun masih ada kecurigaan.

"Saya percaya itu sejak awal," kata Perry Link, seorang ahli sinologi ternama dan profesor terhormat di University of California, Riverside, kepada wartawan di luar pengadilan pada hari Selasa, sehari sebelum memberikan kesaksiannya. "Saya juga siap untuk menyampaikan argumen ini dalam kesaksian saya [bahwa] Partai Komunis berada di baliknya."

Link menambahkan bahwa peran partai "begitu jelas sekarang sehingga saya rasa saya tidak perlu menyampaikan argumen itu. Maksud saya [Zhang] sendiri mengatakan bahwa dia tidak punya uang atau kemauan" untuk mengajukan gugatan hukum.

Kecurigaan

Pada hari kedua persidangan, Li Nanyang menegaskan kembali bahwa ayahnya telah menyerahkan buku harian tersebut ke Universitas Stanford atas keinginannya sendiri.

Li Nanyang mengungkapkan kecurigaannya sendiri tentang kasus tersebut, pertama dalam email grup kepada teman-temannya, tetapi komentarnya kemudian dimuat oleh beberapa media China pada bulan Mei. Dia mengatakan bahwa dia yakin Partai Komunis dan pemerintah China hanya tertarik untuk "menutupi kebenaran" guna "memastikan bahwa citra Partai Komunis akan selalu 'hebat, mulia, dan benar', dan bahwa partai tersebut akan selalu dapat memerintah."

VOA bahasa Mandarin telah menghubungi Konsulat China di San Francisco dan meminta tanggapannya, tetapi belum mendapat jawaban hingga saat berita ini diterbitkan.

Ditendang keluar dari partai

Lahir pada tahun 1917, Li Rui dengan antusias terjun ke dalam revolusi yang membuat Partai Komunis China merebut kekuasaan pada tahun 1949. Pada pertengahan tahun 1950-an, ia sempat menjabat sebagai sekretaris Mao, sebelum terjadi perselisihan yang menyebabkan ia dikeluarkan dari partai dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.

Ketika Li Rui dibebaskan pada tahun 1979, tiga tahun setelah kematian Mao, ia direhabilitasi kembali ke dalam partai dan dipromosikan menjadi wakil direktur eksekutif Departemen Organisasi Komite Sentral Partai Komunis, yang bertanggung jawab untuk memilih pejabat senior partai tersebut.

Pada tahun-tahun terakhirnya, ia mengkritik Partai Komunis dengan lantang, menyerukan reformasi politik dan konstitusionalisme demokratis, dan diakui sebagai tokoh liberal dalam partai, meskipun ia sering memberikan kritik tajam.

Sidang pengadilan di Oakland akan berlangsung hingga akhir bulan ini. [es/dw]

Adrianna Zhang berkontribusi pada laporan ini.

Recommended

XS
SM
MD
LG