Ribuan warga sipil yang melarikan diri dari Kota Afrin mengalami kondisi menyedihkan setelah mereka sampai di daerah yang dikuasai Suriah di selatan distrik Afrin.
"Lebih dari 2.000 orang mencapai Kota Nubl dan Kota Zahraa dari Afrin dalam 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah penduduk sipil di dua kota itu menjadi 16.000 orang. Banyak yang mengalami kondisi tragis," kata situs Pengamat HAM Suriah.
Media Turki, Minggu (18/3), mengumumkan Afrin telah direbut , setelah Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) mengundurkan diri dari kota itu dan ribuan warga sipil dievakuasi, 59 hari setelah Turki melancarkan operasi militer yang disebut Operasi Ranting Zaitun di Afrin.
Pengamat HAM Suriah mengatakan bahwa Nubl dan Zahraa kesulitan menyediakan tempat berlindung dan makanan bagi sejumlah besar pengungsi yang berdatangan ke dua kota itu.
Sumama Al-Ashkar, seorang wartawan di Nubl dan Zahraa, mengatakan kepada VOA bahwa orang-orang tinggal di rumah-rumah, masjid, sekolah, ruang publik dan gudang.
"Warga sipil di Nubl dan Zahraa bisa memperoleh bantuan dan layanan, namun mereka yang pergi ke Tal Rifat di Aleppo utara kesulitan untuk bertahan hidup," kata Sumama.
Departemen Luar Negeri AS, Senin (19/3), mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai laporan-laporan dari kota yang sebagian penduduknya warga Kurdi itu dalam 48 jam terakhir. [my/ds]