Tentara Suriah menembak tewas setidaknya tiga warga sipil hari Jumat, sementara Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Aktivis Suriah mengatakan pasukan pemerintah melakukan penumpasan terhadap ribuan demonstran yang turun ke jalan di negara itu seusai sholat Jumat, kemudian terjadi bentrokan.
Sementara itu, pemerintah Suriah menuduh apa yang disebut “teroris bersenjata” atas tewasnya lima personil keamanan hari Jumat. Kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan kawanan bersenjata menembaki bus militer sekitar 100 kilometer selatan Damaskus.
Juga hari Jumat, Uni Eropa menerapkan sanksi baru terhadap pemerintahan Assad. Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton dalam pernyataannya menyebutkan, sanksi baru itu untuk memperkuat larangan sebelumnya mengenai impor minyak mentah Suriah. Sanksi itu juga mencakup larangan pengiriman uang ke bank sentral Suriah, pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap beberapa orang yang terkait pemerintah Suriah.
Pekan ini beberapa pemimpin dunia menyerukan agar Dewan Keamanan PBB meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Bashar al-Assad. Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB hari Rabu, Presiden Amerika Barack Obama mendesak dewan keamanan PBB agar menerapkan sanksi baru terhadap Suriah.
Hari Jumat, Amnesty International juga mendesak Dewan Keamanan PBB agar membawa situasi di Suriah ke Mahkamah Kejahatan Internasional. Dikatakan, mayat perempuan pertama yang tewas dalam tahanan Suriah sejak kerusuhan dimulai telah ditemukan. Organisasi itu memperkirakan, 103 orang telah tewas dalam tahanan sejak protes massal dimulai bulan Maret.
PBB memperkirakan setidaknya 2.700 orang telah tewas dalam tindakan tentara Suriah terhadap demonstran anti pemerintah.