Kurang dari enam tahun yang lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi meresmikan gedung Parlemen Afghanistan di Kabul – simbol penting dari demokrasi baru yang diharapkan New Delhi akan menjadi benteng pertahanan dari saingannya, Pakistan.
Tetapi dengan perubahan kekuasaan yang dramatis setelah Afghanistan diambil alih oleh Taliban, India menghadapi kemunduran strategis di wilayah di mana ia menghadapi Pakistan dan saingannya lainnya, China di sepanjang perbatasan yang tegang.
Para analis mengatakan dengan Pakistan kembali mendominasi di Afghanistan dan China berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan Asia Selatan, India bisa menghadapi ujian.
“Perubahan di Afghanistan menjadi sebuah tantangan bagi India,” kata Menteri Pertahanan India Rajnath Singh, Minggu, dalam pidatonya di Sekolah Staf Layanan Pertahanan.
Salah satu kekhawatiran utama India adalah fghanistan akan menjadi surga bagi gerilyawan asal Pakistan dan kemenangan Taliban akan mendorong kelompok teror anti-India seperti Lashkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammad, yang telah berada di garis depan pemberontakan separatis di Kashmir India selama tiga dekade.
“Tidak ada keraguan bahwa kemenangan Taliban di Afghanistan akan memiliki dampak yang menginspirasi oposisi Islam di mana-mana, termasuk Kashmir,” kata Gautam Mukhopadhaya, mantan duta besar India untuk Afghanistan. “India harus waspada tidak hanya di Kashmir tetapi juga di seluruh India, di mana kemenangan Islamis di lingkungan itu dapat memicu elemen-elemen tambahan.”
Bagi India, keuntungan besar yang diperolehnya dengan membangun “kekuatan lunak” di Afghanistan setelah invasi AS tahun 2001 ke negara itu bisa terancam.
New Delhi telah menginvestasikan $3 miliar dalam proyek pembangunan yang mencakup sekolah, jalan, bendungan, dan rumah sakit di 34 distrik Afghanistan dalam dua dekade terakhir.
India memberikan beasiswa kepada ribuan warga Afghanistan untuk belajar di India dan menjalin hubungan dekat dengan mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. India juga membantu mengatur jalur perdagangan ke negara yang terkurung daratan itu.
“Tidak peduli bagaimana kita menelaahnya, New Delhi telah mengalami pukulan strategis. Tidak hanya Taliban yang akan memegang kendali, tetapi saingan India, Pakistan dan China, akan bersiap-siap untuk meningkatkan peran mereka di Afghanistan,” kata Michael Kugelman, wakil direktur Wilson Center di Washington. “Ini adalah perubahan yang cukup besar bagi India. Afghanistan yang pernah menjadi mitra terdekat India di Asia Selatan, mungkin bahkan tidak akan memiliki hubungan resmi dengan Kabul.”
Analis mengatakan China bisa masuk untuk mengisi kesenjangan dalam memberikan bantuan ekonomi yang sangat dibutuhkan karena China berusaha memperluas pengaruhnya lebih dalam ke Asia Tengah. [my/jm]