Hampir satu minggu berlalu setelah sekelompok anak laki-laki dan pelatih sepakbola mereka, yang telah melakukan penjelajahan di kawasan gua yang luas di bagian utara Thailand, terakhir kali terdengar. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha ikut menyemangati keluarga yang menanti kabar nasib anak mereka.
Prayuth Chan-ocha mengunjungi keluarga anak-anak laki-laki, yang selama upaya penyelamatan itu tinggal di dekat kawasan gua Tham Luang tersebut. Kompleks gua ini terletak 10 kilometer di bawah gunung di propinsi Chiang Rai, yang berbatasan dengan Laos dan Myanmar.
“Harus ada keyakinan. Keyakinan membuat semuanya berhasil,” ujar Prayuth Chan-ocha kepada keluarga-keluarga yang berdiri di luar gua itu. “Yakin dengan tindakan para petugas. Yakin bahwa anak-anak kita itu kuat dan tegar. Semua akan kembali pada kondisi normal,” ujarnya.
Sebelum memimpin meditasi kelompok itu, Prayuth Chan-ocha menambahkan bahwa ia menilai anak-anak itu seperti “anak saya sendiri juga.”
Satu minggu lalu 12 anak laki-laki yang usianya berkisar antara 11-16 tahun, dan pelatih mereka yang berusia 25 tahun, memasuki gua itu setelah pertandingan Sabtu siang (23/6). Itulah saat terakhir keberadaan kelompok itu diketahui.
Hujan badai dan arus air dari gunung telah menghambat upaya penyelamatan. Pada hari Jumat (29/6) banjir mencapai mulut gua, meskipun beberapa hari terakhir ini dilakukan upaya untuk mengeringkan gua itu dengan menggunakan pompa voltase tinggi.
Sebelumnya media melaporkan bahwa seorang laki-laki tersengat arus listrik hari Jumat, tetapi petugas medis dan Gubernur Chiang Rai Narongsak Osatanakorn dengan cepat membantah laporan itu, dengan mengatakan petugas medis itu hanya pingsan.
Bantuan internasional juga telah tiba di lokasi, dimana Komando Pasifik Amerika tiba untuk membantu dengan menjelajahi semua opsi yang mungkin untuk secepatnya menyelamatkan mereka yang terperangkap. [em/al]
