Sejumlah kesepakatan berhasil dicapai dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Shinzo Abe di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, hari Minggu (15/1). Ini merupakan pertemuan bilateral keempat antar kepala negara dalam dua tahun terakhir. Presiden Joko Widodo mengatakan hal ini menunjukkan kedekatan hubungan kedua negara. “Ini menunjukkan bahwa Jepang merupakan salah satu mitra strategis terpenting bagi Indonesia di berbagai bidang,” ujar presiden dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan bilateral tersebut.
Pertemuan yang berlangsung hangat, terbuka dan produktif itu menghasilkan sejumlah kesepakatan dalam bidang politik, ekonomi, maritim dan sosial budaya. “Tentunya upaya peningkatan kerjasama itu selalu disertai prinsip saling menguntungkan,” tambah presiden.
Secara khusus Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan sebagai sesama negara maritim, kerjasama di bidang maritim merupakan prioritas paling utama. Jepang – ujarnya – juga akan secara aktif mendorong kerjasama di bidang keamanan laut dan pengembangan pulau-pulau terpencil di Indonesia melalui Forum Maritim Indonesia-Jepang yang dibentuk Desember 2016 lalu.
Jepang Siap Bekerjasama Melawan Terorisme
Jepang juga siap bekerjasama untuk memberantas terorisme. “Di tengah penyebaran paham terorisme di Asia, maka kami sepakat bahwa Jepang akan bekerjasama dengan Indonesia yang merupakan negara besar dan mayoritas penduduknya musliim moderat, agar dapat terwujud masyarakat dimana generasi mudanya sangat memiliki harapan,” ujar Abe.
Dalam kesempatan itu Presiden Joko Widodo juga meminta pemerintah Jepang berkenan membuka akses pada produk-produk pertanian Indonesia dan menyelesaikan kajian perjanjian penghindaran pajak berganda. “Kami juga ingin meningkatkan akses dan kapasitas keperawatan Indonesia untuk dapat memenuhi pasar di Jepang. Juga dimulainya kajian umum Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang) tahun ini,” tambah presiden.
Peningkatan investasi Jepang di Indonesia memang sangat signifikan. Menurut presiden, antara bulan Januari hingga September 2016, total investasi Jepang mencapai 4,498 miliar dolar atau berarti meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun 2015.
Beberapa isu lain yang dibahas dalam pertemuan itu adalah permintaan Indonesia untuk membuka rute penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Los Angeles via Tokyo, kerjasama dalam konteks “two plus two” (dialog antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara secara langsung) dan peningkatan kerjasama ekonomi, terutama untuk membangun pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Kedua negara juga sepakat membahas lebih jauh upaya pengembangan Blok Masela, pembangunan jalur kereta api Jakarta-Surabaya, dan pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di pulau-pulau terdepan Indonesia.
Di akhir pertemuan kedua pemimpin membahas rencana perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang tahun depan. “Tahun depan Indonesia dan Jepang akan merayakan 60 tahun hubungan diplomatik dan sepakat bahwa tema perayaan itu adalah teknologi modern. Kita juga ingin mendorong agar Jepang meningkatkan kerjasama maritim dengan negara-negara IORA (Indian Ocean Rim Association), dimana Indonesia kini menjadi ketuanya”, ujar Presiden Joko Widodo menutup pertemuan tersebut. [em]