Para delegasi dari pihak-pihak yang berseteru di Yaman hari Senin (10/12) membahas perluasan gencatan senjata yang rentan di kota pelabuhan utama Hodeida, namun tidak ada pihak yang siap untuk menyetujui proposal awal sebagaimana diharapkan PBB yang mensponsori perundingan di Swedia.
Satu rancangan dokumen yang diperoleh oleh kantor berita Associated Press menunjukkan proposal awal yang memuat 16 poin untuk menghentikan semua pertempuran dan meminta semua pasukan mundur ke batas kota dan kemudian ke luar provinsi sementara memungkinkan pengawasan PBB dan membentuk pemerintahan setempat sebelum perang.
Perwakilan dari kedua belah pihak hanya menyebutkan tidak menerima proposal awal.
Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths dalam konferensi pers menyampaikan optimis tentang kemajuan perundingan itu. "Saya berharap kita akan mencapai kesepakatan dalam beberapa hari mendatang mengenai berbagai masalah," katanya.
Ia mengatakan kedua belah pihak menghadapi "de-eskalasi" pertempuran di sekitar kota Taiz dan pelabuhan Laut Merah Hodeida yang diperebutkan. (my)