Dengan dukungan tipis, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin yang hampir lima bulan berkuasa berhasil memenangkan mosi untuk menyingkirkan ketua parlemen, Senin (13/7). Langkah itu terwujud sementara parlemen baru saja kembali menggelar sidang-sidangnya setelah berbulan-bulan terpaksa rehat karena wabah virus corona.
Para analis politik mengatakan, keberhasilan itu bisa melumpuhkan usaha oposisi untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin. “Pemungutan suara di parlemen menunjukkan, pemerintah Muhyiddin memiliki dukungan untuk tetap berkuasa. Mengganti ketua parlemen merupakan langkah penting karena ia yang memutuskan apakah sebuah mosi tidak percaya bisa diproses,” kata James Chin, Direktur Lembaga Kajian Asia, Universitas Tasmania, Australia.
Sebelum voting berlangsung, para anggota parlemen memperdebatkan secara sengit usulan Muhyiddin untuk mengganti ketua parlemen dengan calonnya sendiri. Namun, pemerintah Muhyiddin akhirnya meraih 111 suara mendukung berbanding 109 suara menentang. Seorang anggota parlemen tidak memberikan suaranya, sementara suara seorang anggota lainnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Legitimasi Muhyiddin telah dipersoalkan oposisi sejak ia dilantik 1 Maret lalu setelah sepekan terjadi krisis politik. Muhyiddin menarik partainya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), dari aliansi yang berkuasa sehingga memicu keruntuhan aliansi tersebut. Ia kemudian membentuk pemerintah berhaluan tengah dengan pihak oposisi, termasuk partainya mantan perdana menteri Najib Razak, yang sedang diadili atas serangkaian dakwaan korupsi.
“Mengingat ketua parlemen baru dinominasikan oleh pemerintah Muhyiddin, saya berani bertaruh (mantan perdana menteri) Mahathir tidak akan mampu menyingkirkan Muhyiddin,” kata Chin. “Muhyiddin secara politik kini lebih kuat.”
Mahathir mengatakan langkah Muhyiddin tidak konstitusional. Menurutnya, ketua parlemen hanya bisa diganti bila tutup usia atau kursi itu memang kosong. Politisi berusia 95 tahun itu mengatakan, ia seharusnya tidak mundur sebagai perdana menteri akhir Februari lalu. [ab/uh]