Indonesia berharap misi perdagangan Polandia bersedia untuk meneruskan kerjasama di sektor energi dan batubara, karena negara itu sangat dikenal dalam pembangunan tambang batubara beserta infrastrukturnya. Demikian yang disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Dr. Darmansyah Djumala, di sela-sela pertemuan dengan misi perdagangan Polandia, di Jakarta, Senin siang (27/2).
“Kita harapkan mereka membangun joint venture di sini untuk pembuatan pabrik produksi alat-alat pengangkutan tambang batubara. Menurut pandangan saya, dua itu yang kemungkinan bisa dikembangkan,” ujar Darmansyah.
Selama ini, Indonesia dan Polandia sudah tiga kali melakukan kerjasama bidang batubara, di antaranya dengan Odira Energy. Darmansyah Djumala mengatakan, tiga Nota Kesepahaman yang sudah ditandatangani adalah di bidang wind turbine (tenaga angin), produksi conveyor belt (ban berjalan) serta produksi alat-alat remote sensing. Seluruh kegiatan bisnis ini berbasis di Sumatera.
Darmansyah Djumala menambahkan, “Basisnya di Sumatera Selatan; satu di jalan tol di lintas Sumatera karena penerangan lampunya dengan wind turbine. Kedua di daerah remote area dan daerah wisata, karena di sana sekarang pakai generator, tetapi itu kan mahal? Sementara angin ‘kan banyak dari laut di kawasan itu. Untuk sementara daerah yang disasar untuk investasi adalah Pulau Enggano, Pulau Bangka, dan daerah surfing di Pulau Nias dan Mentawai.”
Pelaksanaan pertemuan misi perdagangan Polandia di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara, yang potensinya belum digarap secara maksimal. Disamping itu, pergeseran pusat ekonomi dunia ke Asia saat ini, menjadi pemicu tingginya minat pengusaha Polandia untuk berinvestasi di Indonesia.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat total nilai perdagangan tahun 2010 mencapai 480 Juta Dolar Amerika. Permintaan untuk komoditi Indonesia selalu meningkat, terutama tekstil, elektronik, kopi, teh, produk farmasi, dan sepatu.
Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Grzegorz Wisniewski, mengungkapkan batubara tidak hanya untuk produksi energi tetapi juga untuk bahan kimia. Mengingat semua pertambangan dilakukan di bawah tanah, ia memastikan tidak ada kehancuran hutan dan pembuangan emisi gas yang merusak lingkungan. Ia mencontohkan beberapa proyek yang sudah berjalan di Kalimantan.
“Dari sudut pandang lingkungan hidup, seperti yang sudah berjalan di Kalimantan misalnya, di mana kami membangun dua pertambangan batubara bersama perusahaan Kopex, dan ini dibangun saya kira 400 meter di bawah tanah; sehingga kami tidak menghancurkan hutan. Di Polandia, hampir semua tambang batubara dibangun di bawah tanah, “ ungkap Duta Besar Grzegorz Wisniewski.