Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Meksiko dalam aksi protes besar-besaran menentang cara Presiden Enrique Pena Nieto menangani tragedi pembantaian 43 pelajar perguruan tinggi.
Bentrokan-bentrokan kecil di luar Istana Nasional di Mexico City ini mewarnai demonstrasi yang umumnya damai dan dihadiri ribuan orang.
Sebelumnya hari Kamis (21/11), sejumlah demonstran bertopeng bentrok dengan polis dekat bandara Mexico City, mereka melemparkan bom molotov dan petasan.
Para pelajar itu menghilang 26 September lalu di kota Iguala. Para pejabat meyakini, mereka ditangkap polisi setempat dan diserahkan ke sebuah gang narkoba setempat, Guerreros Unidos. Gang itu diduga membunuh mereka, membakar mayat mereka dan membuang abu mereka ke sungai.
Orang tua para pelajar menolak klaim bahwa anak-anak mereka sudah tewas dan menuntut pemerintah menemukan mereka dalam keadaan hidup.
Puluhan orang telah ditangkap sehubungan penculikan itu, termasuk sejumlah anggota gang Guerrors Unidos, lebih dari 20 polisi, serta Walikota terguling kota Iguala dan istrinya.
Pihak berwenang mengatakan, Walikota Jose Luis Abarca memerintahkan polisi mengonfrontasi para pelajar karena khawatir mereka akan mengganggu pidato istrinya, yang mengetuai sebuah badan perlindungan anak,.
Kejahatan itu membuat marah rakyat Meksiko yang sudah jenuh dengan korupsi, kekebalan hukum, dan perang narkoba yang telah mengakibatkan puluah ribu orang tewas dan hilang.