Polisi Indonesia menembakkan gas air mata pada hari Jumat (24/3) untuk membubarkan Muslim garis keras yang memprotes pembangunan sebuah gereja Katolik di Bekasi, Jawa Barat.
Beberapa ratus pengunjuk rasa dari kelompok yang disebut Majelis Silaturahmi Umat Islam Bekasi menggelar demonstrasi yang rusuh di depan gereja Santa Clara kota Bekasi, setelah salat Jumat.
Saksi mata mengatakan polisi menembakkan gas air mata saat para pengunjuk rasa berusaha menerobos ke dalam gereja, yang telah dibangun sejak November. Beberapa orang juga melemparkan batu dan botol ke gereja yang sedang dibangun itu.
Pastor Raymundus Sianipar mengatakan polisi memintanya untuk meninggalkan daerah itu dengan alasan keamanan.
Indonesia, yang mayoritas penduduknya Muslim, mengakui enam agama, namun kelompok-kelompok militan Islam sering memprotes agama minoritas dan polisi sering tidak campur tangan. Penganut agama minoritas yang tidak diakui oleh negara telah menghadapi diskriminasi terus-menerus.
Ismail Ibrahim, seorang ulama dan penyelenggara protes, mengatakan mereka tidak akan membubarkan diri sampai pihak berwenang membatalkan izin pembangunan gereja itu.
Gereja di bagian utara Bekasi itu telah menjadi target protes oleh Muslim garis keras sejak memperoleh izin pada bulan Juni 2015. Beberapa pihak menyatakan pemimpin gereja itu menggunakan kartu identitas palsu untuk mendapatkan izin. [as/uh]