Pasca peristiwa serangan teror bom bunuh diri dan penembakan di kafe Starbucks dan pos polisi jalan thamrin Jakarta, tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror Mabes Polri, terus melakukan pengejaran terhadap pelaku terkait peristiwa itu.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri Sabtu (16/1) menjelaskan, ada 12 orang yang sudah ditangkap di berbagai daerah, yang diduga terkait aksi teror ini.
"Sampai saat ini sudah 32 orang diperiksa saksi-saksinya baik yang diinterogasi maupun yang diperiksa secara berita acara pemeriksaan. Hasil pengejaran sejak Kamis (14/1) sampai Sabtu (16/1) sudah dilakukan penangkapan terhadap para pelaku maupun orang-orang yang terkait dengan aksi teror di sarinah sebanyak 12 orang ditangkap di berbagai daerah. Baik di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur," kata Badrodin.
Selain melakukan penangkapan lanjut Kapolri, tim Densus 88 anti teror Mabes Polri juga menyita beberapa senjata api rakitan dan alat bukti lainnya. Beberapa senjata rakitan itu adalah buatan luar negeri.
Badrodin menambahkan, "Barang bukti yang disita dari pelaku yang ditangkap sebanyak 9 pucuk senjata api laras pendek yaitu pistol dan revolver, 6 buah magazen, 5 buah handphone dan 1 buah motor."
Dari penyelidikan sementara aksi teror bom bunuh diri dan penembakan di jalan Thamrin ini mendapat dukungan dana dari kelompok teroris negara Islam Irak Suriah (ISIS). Hal ini terbukti dari hasil pemeriksaan dari salah seorang yang ditangkap itu.
Badrodin mengatakan, "Salah satu dari pelaku yang ditangkap ini telah mendapat transfer dana dari ISIS untuk membiayai operasi ini. Saat ini para pelaku masih di dalam pengembangan dan pembuktian oleh densus 88 untuk menentukan keterkaitannya. Kami punya waktu selama 1 minggu apa perannya di dalam aksi teror di jalan Thamrin."
Kapolri menambahkan, kelompok teror ini masuk dalam kelompok teror pimpinan Bahrunnaim yang mendukung kelompok ISIS.
"Yang jelas mereka kelompoknya Bahrunnaim. Kalau dalam strukturnya itu awalnya kelompok Tauhid wal Jihad. Kemudian berkembang ada yang membentuk Jamaah Anshorut Daulah. Lalu ada pula Jamaah Anshorut Daulah Nusantara. Semua berafiliasi ke sana (ISIS) sehingga cukup banyak sel-selnya yang harus kita teliti satu per satu," katanya.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan memastikan Pemerintah Indonesia tidak akan kompromi dalam menghadapi aksi teror. Segala sesuatu akan dilakukan demi terciptanya kondisi aman di masyarakat.
"Kami tidak kompromi untuk menghadapi seperti itu. Oleh karena itu saya ingin katakan Pemerintah tidak pernah ragu dan tidak pernah gentar untuk menghadapi semacam ini. Hanya saya minta kepada masyarakat dan teman-teman media, kita jangan menyebarkan dan menyampaikan berita-berita yang tidak benar. Percayalah kami akan menyampaikan berita untuk anda dapat terinformasi dengan lengkap," kata Luhut. [aw/em]