Tautan-tautan Akses

Politisi Wanita India Incar Kursi dalam Pemilu India


Para pendukung partai Kongres Trinamool hadir dalam pawai akbar dimana pemimpin partai dan Menteri Utama negara bagian Bengal Barat, Mamata Banerjee, di Anchana, Mathurapur, sekita 60 kilometer selatan Kolkata, India, 16 Mei 2019 (foto: AP Photo/Bikas Das)
Para pendukung partai Kongres Trinamool hadir dalam pawai akbar dimana pemimpin partai dan Menteri Utama negara bagian Bengal Barat, Mamata Banerjee, di Anchana, Mathurapur, sekita 60 kilometer selatan Kolkata, India, 16 Mei 2019 (foto: AP Photo/Bikas Das)

Dalam pemilihan yang baru saja selesai di India, dua partai regional telah menimbulkan kegemparan karena jumlah perempuan yang mereka pilih sebagai kandidat.

Kongres Trinamool menampilkan 40 persen peserta wanita dan 33 persen calon untuk Biju Janta Dal adalah wanita. Tetapi tidak ada partai nasional, termasuk petahana Baratiya Janata atau BJP dan Kongres oposisi utama, yang menampilkan wanita dalam jumlah besar.

Iklan politik memercik ke mana-mana. Ini adalah waktu pemilu di India dan partai-partai berusaha untuk mengalahkan masing-masing dengan permohonan suara yang berapi-api.

Partai politik di daerah Paharganj di Delhi ini mempunyai tugas yang sangat sulit. Semua anggotanya adalah wanita. Partai Persatuan Wanita seluruh India mengatakan, pihaknya menginginkan perempuan mengambil tempat yang semestinya dalam politik dan mengisi 50 persen kursi parlemen India.

"Ketika kita tidak mempunyai kekuatan atau posisi untuk mempengaruhi, kita hanya akan didorong-dorong. Tidak ada yang akan memperhatikan permintaan kita. Kami telah menyimpulkan bahwa perempuan hanya disalahgunakan selama 72 tahun terakhir," ujar Naseem Bano.

Sementara perempuan menjadi presiden dan perdana menteri di India dan sebagai menteri utama di berbagai negara, seringkali pemimpin politik perempuan berasal dari keluarga berpengaruh atau dari keluarga politik.

“Tidak benar menganggap mereka sebagai wakil dari wanita biasa di India. Penilaian wanita biasa harus tidak tergantung dari para pemimpin ini," ujar Jagdeep Chhokar.

Dalam pemilihan umum 2014, 62 wanita memenangkan kursi dari 543 anggota "Lok Sabha," atau majelis rendah India. Itu rekor tertinggi dalam 72 tahun.

Meski begitu, sementara jumlah wanita hampir setengah dari populasi India, mereka hanya mewakili 11 persen dari parlemennya.

“Politik adalah keterlibatan penuh waktu. Kita perlu menciptakan daerah pemilihan kita, pergi keluar dan bertemu orang-orang. Hal ini sulit bagi wanita karena mereka juga merawat keluarga," papar Neera Chandoke.

“Di dalam partai-partai politik, pemimpinnya kebanyakan laki-laki yang juga dikelilingi laki-laki. Banyak dari mereka berasal dari latar belakang yang konservatif. Mereka tidak ingin wanita menjadi kuat sehingga mulai berkuasa atas laki-laki," ujar Jagdeep Chhokar.

Upaya-upaya sebelumnya di parlemen memastikan lebih banyak perempuan terpilih telah menguasai hambatan. Para pakar percaya situasi tidak akan berubah sampai wanita mulai menggunakan kekuatan politik yang nyata.

Komisi pemilu India mengatakan, 260 juta wanita memberikan suara mereka pada pemilu 2014, tetapi terdapat 5.000 kontestan pria disbanding hanya 400 kontestan perempuan.

Para penyokong perempuan berharap, memilki lebih banyak perempuan yang mencalonkan diri untuk jabatan politik, pada akhirnya akan membantu lebih banyak perempuan naik ke posisi kekuasaan politik. [ps]

Recommended

XS
SM
MD
LG