Kantor presiden Burundi mengatakan Presiden Pierre Nkurunziza yang berkuasa, dilantik untuk masa jabatan ketiga hari Kamis, enam hari sebelum jadwal pelantikan.
Kantor presiden mengumumkan upacara yang mengejutkan itu Kamis pagi.
Upaya presiden untuk masa jabatan ketiga memicu krisis politik yang semakin meningkat ketika ia menang 21 Juli lalu dalam pemungutan suara yang dikritik sebagai diwarnai kecurangan. Kelompok-kelompok oposisi memboikot pemungutan suara itu, dengan alasan kondisi yang ada tidak kondusif bagi pemilu yang bebas, adil, transparan dan inklusif.
Pengumuman presiden bahwa ia mencalonkan diri lagi April lalu memicu upaya kudeta dan protes politik selama berminggu-minggu dimana lebih dari 100 orang meninggal.
Menurut kritikus, terpilihnya kembali Nkurunziza tidak sesuai konstitusi dan perjanjian Arusha, yang secara efektif mengakhiri 13 tahun perang saudara di negara itu.
Mahkamah Konstitusi Burundi memutuskan ia berhak mencalonkan diri karena ia pertama kali dipilih oleh parlemen, bukan pemilih, tahun 2005.
Hari Minggu Uni Afrika memperingatkan krisis politik di Burundi bisa berdampak bencana bagi negara itu dan wilayah sekitarnya. Pernyataan ketua Komisi Uni Afrika Nkosazana Dlamini-Zuma itu disampaikan sehari setelah pembunuhan mantan panglima militer Jean Bikomagu.
Orang-orang bersenjata tak dikenal membunuh Bikomagu di luar rumahnya di ibukota, Bujumbura. Itu terjadi setelah pembunuhan penasihat keamanan presiden, Adolphe Nshimirimana pada 2 Agustus.
