Presiden Iran pada hari Rabu (14/4) menyebut keputusan Teheran untuk memperkaya uranium hingga 60 persen setelah serangan sabotase terhadap sebuah lokasi nuklir “merupakan jawaban atas kejahatan Anda.” Ia mengaitkan insiden itu dengan pembicaraan yang sedang berlangsung di Wina mengenai kesepakatan nuklirnya dengan negara-negara berpengaruh di dunia.
Israel, yang belum mengomentari serangan tersebut, diduga melancarkan serangan akhir pekan ini di fasilitas nuklir Natanz, sebagai bagian dari perang bayangan yang kian meningkat antara kedua negara.
Eskalasi pengayaan itu dapat memicu pembalasan lebih jauh karena PM Israel Benjamin Netanyahu telah bertekad untuk tidak pernah membiarkan Teheran memiliki senjata nuklir.
Negaranya telah dua kali mengebom negara-negara di Timur Tengah untuk menghentikan program nuklir mereka.
Berbicara kepada kabinetnya, Presiden Iran Hassan Rouhani dengan berapi-api mengatakan sentrifusa IR-1 generasi pertama yang rusak di Natanz akan diganti dengan sentrifusa IR-6 yang canggih yang melakukan pengayaan uranium dengan lebih cepat.
“Kami memotong kedua tangan Anda. Kami memotong satu dengan IR-6, yang satunya lagi dengan pengayaan 60 persen. Jelas bahwa kami tidak berhenti, kami tidak menunggu,” kata Rouhani.
Iran, Selasa (13/4), mengumumkan akan memperkaya uraniumnya ke tingkat tertinggi sebagai tanggapan atas serangan akhir pekan di Natanz.
Para pejabat pada awalnya menyatakan pengayaan akan dimulai Rabu (14/4).
Namun, cuitan pada Rabu (14/4) pagi dari utusan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Kazem Gharibadadi, mengisyaratkan bahwa pengayaan mungkin akan berlangsung kemudian.
Ia menulis pengayaan itu akan dilakukan hanya dengan dua kaskade sentrifusa IR-4 dan IR-6 di Natanz. Kaskade adalah sekelompok sentrifusa yang bekerja bersama-sama untuk memperkaya uranium dengan lebih cepat.
Iran bersikeras program nuklirnya bersifat damai, meskipun Barat dan IAEA menyatakan Teheran telah mengorganisir program nuklir militer hingga akhir 2003.
Namun, kesepakatan nuklir menghalanginya untuk memiliki cadangan uranium yang cukup untuk dapat mengupayakan pembuatan senjata nuklir. [uh/ab]