Jokowi mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni meminta komisi pemberantasan korupsi sebelum memilih para kandidat menteri, proses yang kabarnya membuat beberapa kandidat tersingkir dalam menit-menit terakhir.
Dijuluki “Kabinet Kerja,” Jokowi menunjuk mantan menteri BUMN Sofyan Djalil menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Bambang Brodjonegoro, seorang akademisi yang dihormati dan pernah bekerja di beberapa kementerian pemerintah sebelumnya, ditunjuk sebagai Menteri Keuangan.
Pengangkatan para menteri itu kemungkinan besar secara luas disambut baik oleh para investor, tetapi berbagai langkah harus segera diambil untuk meyakinkan pasar bahwa mereka berkekuatan untuk memangkas subsidi BBM yang sensitif secara politis yang selama ini telah menghambat pertumbuhan ekonomi. Pemerintahan baru ini juga diharapkan akan mempercepat proyek-proyek infrastruktur di negara berpenduduk 250 juta orang itu.
Jokowi mengangkat delapan menteri perempuan dalam jajaran 30 menteri dan empat menteri koordinator itu, suatu yang menonjol di negara yang memiliki jumlah warga Muslim terbesar di dunia itu. Di antara mereka adalah Retno Lestari Marsudi, yang kini menjabat sebagai duta besar untuk Belanda, yang ditunjuk menjadi menteri luar negeri. Ia adalah perempuan pertama yang menduduki posisi itu dalam sejarah Indonesia.
Menteri pertahanan baru adalah Ryamizard Ryacudu, mantan kepala staf angkatan darat yang memimpin operasi militer besar-besaran melawan pemberontak separatis di provinsi Aceh pada tahun 2003. Dia dikenal bereputasi sebagai ultra nasionalis.