Presiden Joko Widodo Senin malam (13/8) bermalam bersama korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tim VOA di lapangan melaporkan, Jokowi bermalam di sebuah kamp pengungsi yang dibangun di belakang Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Tanjung di Lombok Utara. Sebelum beristirahat, presiden sempat berdialog langsung dengan masyarakat pengungsi di Lapangan Super Semar Tanjung yang menyampaikan berbagai keluhan dan masukan mereka atas penanganan serangkaian gempa, yang terjadi susul menyusul sejak 29 Juli lalu.
Pada tahap awal 1.000 kepala keluarga dipastikan akan mendapat perbaikan rumah, dengan nilai bantuan stimulus 50 juta rupiah per epala keluarga yang rumahnya rusak berat, 25 juta rupiah untuk yang rumahnya rusak sedang dan 10 juta rupiah untuk yang rusak ringan.
Bantuan stimulus untuk pembangunan dan perbaikan dengan konsep rumah tahan gempa ini akan diberikan dalam bentuk tabungan. Proses pembangunan yang akan dimulai pekan ini juga, akan diawasi langsung oleh Gubernur NTB, dengan bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Sementara perbaikan fasilitas umum, rumah sakit dan sekolah akan dimulai dua minggu dari sekarang.
Hingga hari Senin (13/8) jumlah korban yang meninggal akibat gempa berkekuatan 7 SR tanggal 5 Juli lalu mencapai 437 jiwa, yang sebagian besar berasal dari Lombok Utara. Sementara jumlah pengungsi mencapai 352.793 jiwa. Total kerusakan infrastruktur mencapai lebih dari 52.812 unit rumah, 458 sekolah, 197 tempat ibadah dan fasilitas umum.
Presiden Gelar Rapat Terbatas di Halaman RSUD Tanjung
Senin siang setibanya di Lombok Utara yang porak poranda akibat gempa, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di halaman RSUD Tanjung, Lombok Utara. Ada empat hal utama yang ditegaskannya dalam rapat itu, antara lain memastikan jumlah infrastruktur yang rusak sehingga dapat didistribusikan bantuan yang dibutuhkan, dan agar bantuan bagi warga yang rumahnya rusak berat diserahkan mulai Selasa (14/8). "Dimulai besok pagi akan segera kita serahkan bantuan untuk rumah yang rusak berat. Saya harapkan besok paling tidak minimal bisa seribu diserahkan. Kemudian setelah itu penyerahan bantuan untuk perbaikan rumah lainnya segera dilaksanakan terus," ujar Jokowi.
Hal lain yang digarisbawahinya adalah soal prioritas perbaikan fasilitas penunjang perekonomian, fasilitas pendidikan dan kesehatan.
“Dahulukan perbaikan pasar. Pasar-pasar yang rusak ringan agar segera diperbaiki dan masyarakat didorong untuk beraktivitas ekonomi kembali... juga fasilitas umum yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan, satu per satu dimulai. Jangan sampai terlalu lama tidak disentuh sehingga anak-anak kita nanti tidak bisa belajar...,” tegasnya.
Mengingat lokasi Nusa Tenggara Barat dan Timur yang kerap dilanda gempa, Jokowi ingin agar warga mendapat pendidikan dengan hal ini, termasuk peringatan dini dan pembangunan rumah tahan gempa. “Harus kita mulai sejak saat ini pembangunan rumah yang sesuai dengan konstruksi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Konstruksi RISHA ini nanti akan dikawal oleh Kementerian PU sehingga betul-betul rumah yang ada sebanyak yang tadi sudah disebutkan betul-betul rumah yang tahan gempa," kata Presiden.
Ini merupakan kunjungan kedua Jokowi sejak gempa tanggal 29 Juli lalu. Tetapi baru pertama kali presiden ikut bermalam bersama warga di kamp pengungsi.
Ia didampingi oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Marsekal Madya M. Syaugi, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei. [em]