Presiden Iran, Hassan Rouhani menghadiri sidang Majelis Umum PBB ke-73, hanya beberapa hari setelah orang-orang bersenjata menyerang penonton parade militer di kota barat daya Ahvaz, menewaskan sedikitnya 25 orang, termasuk 12 anggota pasukan elit Garda Revolusi.
ISIS dan gerakan oposisi etnis Arab, Ahvaz National Resistance mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Presiden Rouhani menyalahkan Amerika karena mendukung apa yang dia sebut, negara-negara kecil yang dibayar untuk melakukan kejahatan. Dia tidak menyebut nama negara-negara itu. Rouhani bersumpah akan menangkap dan menghukum semua pelakunya. Dalam wawancara hari Minggu dengan Fox News Sunday, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menolak gagasan bahwa AS terlibat.
Duta Besar AS di PBB, Nikki Haley yang berbicara dalam acara CNN "State of the Union," mengatakan, Amerika mengutuk terorisme di mana pun. Dia mengatakan, Rouhani dan para pemimpin Iran telah menindas rakyat mereka sejak lama, dan menambahkan "rakyat Iran sudah cukup menderita dan dari sanalah semua ini berasal."
Cecile Shea, peneliti diplomasi global dan keamanan di Chicago Council on Foreign Affairs mengatakan kepada VOA, peristiwa itu mengingatkannya pada serangan teroris besar sebelumnya di Iran, di gedung parlemen Teheran pada Juni tahun lalu, di mana 17 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan, Presiden Donald Trump akan membuka kesempatan untuk bertemu dengan mitranya dari Iran untuk dialog konstruktif, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB ke-73, tetapi pembicaraan demikian belum direncanakan. [ps/as]