Dalam jumpa pers bersama usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, Selasa (22/12), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan akan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada tahun depan. Namun tidak disebutkan tanggal dan bulannya.
"Pada pertemuan tadi, kami membahas rencana kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia. Insya Allah akan dilakukan tahun depan dan ini merupakan kunjungan balasan dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara pada tahun 2017," kata Retno.
Retno menegaskan lawatan Erdogan itu akan menandai peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Turki. Dalam kunjungan tersebut, Indonesia dan Turki tengah menjajaki pembentukan Dewan Strategis Tingkat Tinggi yang akan menjadi forum bagi pemimpin kedua negara untuk membahas secara reguler berbagai isu strategis bilateral, regional, dan multilateral yang menjadi kepentingan bersama kedua negara.
Retno menghargai lawatan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu ke Indonesia di masa pandemi Covid-19. Ini merupakan lawatan pertama menteri luar negeri Turki dalam 15 tahun terakhir. Kedatangannya bertepatan dengan peringatan 70 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Indonesia dan Turki.
Kunjungan kali ini, lanjut Retno, menunjukkan di tengah pandemi Covid-19 kemitraan Indonesia-Turki terus berkembang, tidak hanya bagi kepentingan dua negara namun juga untuk seluruh dunia. Dalam pertemuan tersebut, Retno dan Cavusoglu menandatangani nota kesepahaman mengenai kerjasama peningkatan kapasitas para diplomat dari kedua negara.
Kedua negara juga sepakat melanjutkan perundingan tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki. Diharapkan pembahasan ini akan rampung tahun depan seperti diminta oleh Joko Widodo dan Erdogan.
Retno menambahkan kemitraan komprehensif itu akan meningkatkan perdagangan kedua negara. Hal itu sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral terbuka, adil, dan bebas, serta upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Terkait investasi, Indonesia menyambut baik minat investor Turki yang makin meningkat di Indonesia. Beberapa proyek sedang dibahas antara lain di bidang perkapalan, pertanian, dan infrastruktur. Retno menyampaikan pentingnya kerjasama kedua negara, terutama pada proyek-proyek infrastruktur di Indonesia dengan menggunakan skema kemitraan pemerintah dan swasta.
Setelah pertemuan virtual antara Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat dengan Menteri Perdagangan Turki pada Juli lalu, terlihat besarnya minat perusahaan konstruksi Turki untuk berinvestasi dalam membangun infrastruktur di Indonesia, khususnya proyek jalan tol dan bendungan.
Retno juga mengatakan, kerjasama di sektor pertahanan dan industri pertahanan juga mengalami kemajuan signifikan dalam dua tahun terakhir. Ini terbukti dengan meningkatnya frekuensi saling kunjung para pejabat dan ahli pertahanan kedua negara. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga mengunjungi Turki beberapa waktu lalu.
Retno menambahkan Indonesia dan Turki sudah mulai melakukan pembicaraan intensif untuk bekerjasama di bidang industri dirgantara, mobil listrik, tempat peluncuran roket, satelit, dan kendaraan peluncur satelit, serta teknologi medis dan farmasi.
Dia menekankan adanya delapan tenaga ahli Indonesia yang terlibat dalam tim Turki yang menemukan 320 miliar meter kubik cadangan gas alam di lepas pantai Laut Hitam, Turki, Agustus lalu. Retno menyampaikan kesiapan badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia untuk bekerjasama dan membantu pengembangan industri gas di Turki.
Retno juga menyampaikan pentingnya bagi kedua negara untuk terus mendukung vaksin Covid-19 multilateral dan memastikan ketersediaan akses yang adil dan merata bagi semua negara.
Indonesia juga menekankan, perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah merupakan persyaratan bagi pemulihan global pasca pandemi Covid-19. Indonesia dan Turki setuju untuk meningkatkan kerjasama di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menyelesaikan beragam tantangan di dunia Islam.
Indonesia dan Turki kembali menegaskan komitmen kedua negara untuk selalu mendukung Palestina. Isu Palestina, menurut kedua negara, harus diselesaikan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB dan parameter yang disepakati secara internasional, termasuk solusi dua negara.
Pada jumpa pers itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengakui Indonesia merupakan negara yang penting dalam dunia Islam dan kawasan Asia Tenggara. Dia menambahkan kedua negara memiliki hubungan sejarah dan persaudaraan yang panjang.
Cavusoglu membenarkan tentang rencana kunjungan Erdogan ke Indonesia tahun depan.
"Indonesia adalah mitra kunci di kawasan ini (Asia Tenggara). Kerja sama kedua negara dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan industri pertahanan terus meningkat. Ada banyak peningkatan, terutama kerja sama di industri pertahanan. Turki sudah berinvestasi banyak dan hasilnya perlengkapan militer Indonesia sangat berkualitas, harganya kompetitif, dan tidak ada hambatan politik," ujar Cavusoglu.
Cawu menambahkan Turki sangat ingin meningkatkan nilai perdagangan kedua negara yang saat ini mencapai rata-rata $ 1,5 miliar per tahun. Dengan jumlah penduduk kedua negara yang mencapai sekitar 350 juta orang, menurutnya, nilai perdagangan bilateral sebesar $ 1,5 miliar per tahun masih terlalu kecil.
Turki dan Indonesia sepakat meningkatkan nilai perdagangan kedua negara hingga $ 10 miliar per tahun. Cavusoglu menambahkan investor Turki sangat menyukai skema kemitraan pemerintah dan swasta dalam investasi.
Sebelum kembali ke negaranya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan melangsungkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo. [fw/ab]