Presiden Ukraina Petro Poroshenko hari Senin (8/9) mengunjungi kota pelabuhan Mariupol di bagian tenggara, garis depan pertempuran pasukan pemerintah dengan separatis pro-Rusia, di tengah laporan bahwa pertempuran itu telah kembali pecah pasca penandatanganan perjanjian gencatan senjata terbaru.
Begitu tiba di Mariupol, Poroshenko mengumumkan lewat Twitter bahwa kota itu merupakan “tanah Ukraina” yang tidak akan diserahkan kepada pihak mana pun. Kantor berita Reuters melaporkan, Poroshenko juga telah memerintahkan peningkatan pertahanan kota itu dengan sejumlah peluncur roket, tank dan pesawat udara.
Pasang surut pertempuran dilaporkan terjadi di Mariupol dan beberapa bagian lain di Ukraina Timur sejak gencatan senjata terbaru diberlakukan hari Jum’at lalu, setelah masing-masing pihak menyalahkan pihak lain melanggar perjanjian itu.
Meskipun gencatan senjata dilaporkan tetap berlangsung Senin pagi, Poroshenko mengklaim pasukan separatis mulai menembaki pos-pos keamanan militer Ukraina di Ukraina Timur, setelah kedatangannya ke Mariupol diumumkan.
Beberapa saksi mata hari Senin melaporkan mendengar suara tembakan senjata berat di dalam dan sekitar kota Donetsk. Bentrokan di Mariupol dan Donetsk hari Minggu menewaskan satu orang.
Poroshenko mengatakan meski ada perjanjian gencatan senjata, militer Ukraina harus siap membela negara. “Kita tahu siapa musuh kita dan bagaimana menilai kata-katanya. Saya tidak punya ilusi tentang siapa musuh kita, tetapi masih ada harapan” – demikian pernyataan Poroshenko yang dipasang di situs kepresidenan Ukraina.
Sementara itu situs Kremlin hari Senin mengatakan Presiden Vladimir Putin telah berbicara dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko melalui telfon, untuk membahas situasi di Ukraina selatan, dan menambahkan bahwa “dialog akan berlanjut”.
