Tautan-tautan Akses

Presiden Ukraina Kunjungi Pabrik Amunisi di Pennsylvania 


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (tengah) berkunjung ke Pabrik Amunisi Scranton di Pennsylvania, pada 22 September 2024. (Foto: Staff Sgt. Deonte Rowell/U.S. Army via AP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (tengah) berkunjung ke Pabrik Amunisi Scranton di Pennsylvania, pada 22 September 2024. (Foto: Staff Sgt. Deonte Rowell/U.S. Army via AP)

Di bawah pengamanan yang sangat ketat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu (22/9) mengunjungi pabrik amunisi di Pennsylvania yang memproduksi salah satu amunisi yang sangat dibutuhkan untuk perjuangan negaranya dalam menangkis pasukan darat Rusia.

Kunjungannya ke Pabrik Amunisi Angkatan Darat Scranton mengawali minggu yang sibuk di Amerika Serikat untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina dalam perang tersebut. Ia akan berpidato di pertemuan tahunan Majelis Umum PBB di New York pada hari Selasa (24/9) dan Rabu (25/9) dan kemudian melakukan perjalanan ke Washington untuk berunding dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, pada hari Kamis (26/9).

Saat iring-iringan besar Zelenskyy bergerak menuju pabrik amunisi pada hari Minggu sore, sekelompok kecil pendukung yang melambaikan bendera Ukraina berkumpul di dekatnya untuk menunjukkan penghargaan mereka atas kunjungannya guna berterima kasih kepada para pekerja.

Area di sekitar pabrik amunisi telah ditutup sejak pagi, dengan truk sampah kota ditempatkan di beberapa blokade jalan dan kehadiran polisi kota, daerah, dan negara bagian yang sangat banyak, termasuk polisi berkuda.

Pabrik Scranton adalah salah satu dari sedikit fasilitas di AS yang memproduksi peluru artileri 155 mm dan telah meningkatkan produksi selama setahun terakhir.

Peluru 155 mm digunakan dalam sistem howitzer, yang merupakan senjata besar yang ditarik dengan laras panjang dapat menembak dari berbagai sudut. Howitzer dapat menyerang target hingga sejauh 15 mil hingga 20 mil (24 kilometer hingga 32 kilometer) dan sangat dihargai oleh pasukan darat untuk menghancurkan target musuh dari jarak yang terlindungi.

Ukraina telah menerima lebih dari 3 juta peluru kaliber 155 mm dari AS.

"Sangat disayangkan kita membutuhkan pabrik seperti ini, tetapi pabrik ini ada di sini, dan pabrik ini ada di sini untuk melindungi dunia," kata Vera Kowal Krewson, warga Amerika Serikat keturunan Ukraina generasi pertama yang termasuk di antara mereka yang menyambut iring-iringan mobil Zelenskyy. "Dan saya sangat merasakan hal itu."

Ia mengatakan banyak orang tua teman-temannya bekerja di pabrik amunisi tersebut, dan ia menyebut kunjungan Zelenskyy sebagai "hal yang luar biasa."

Laryssa Salak, 60, yang orang tuanya juga berimigrasi dari Ukraina, juga mengatakan ia senang Zelenskyy datang untuk mengucapkan terima kasih kepada para pekerja. Ia mengatakan kesal karena pendanaan untuk pertahanan Ukraina telah memecah belah warga AS dan bahkan beberapa temannya menentang dukungan tersebut, dengan mengatakan dana tersebut seharusnya digunakan untuk membantu warga Amerika.

"Tetapi mereka tidak mengerti bahwa dana itu tidak secara langsung diberikan ke Ukraina, kata Salak. "Dana itu diberikan ke pabrik-pabrik Amerika yang memproduksi, seperti di sini, seperti amunisi. Jadi uang itu juga diberikan kepada para pekerja Amerika. Dan banyak orang tidak mengerti itu."

Dengan perang yang kini memasuki tahun ketiga, Zelenskyy telah mendesak AS untuk memberikan izin penggunaan sistem rudal jarak jauh untuk menembak lebih dalam ke wilayah Rusia.

Sejauh ini ia belum membujuk Pentagon atau Gedung Putih untuk melonggarkan pembatasan tersebut.

Departemen Pertahanan telah menekankan bahwa Ukraina sudah dapat menyerang Moskow dengan pesawat nirawak buatan Ukraina, dan ada keraguan mengenai dampak strategis dari rudal buatan AS yang berpotensi menyerang ibu kota Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Rusia akan "berperang" dengan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya jika mereka mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh.

Pada satu titik dalam perang, Ukraina menembakkan antara 6.000 dan 8.000 peluru 155 mm per hari. Tingkat itu mulai menguras persediaan AS dan menimbulkan kekhawatiran bahwa jumlah yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan militer AS jika perang konvensional besar lainnya pecah, seperti dalam potensi konflik terkait dengan Taiwan.

Sebagai tanggapan, AS telah berinvestasi dalam memulai kembali jalur produksi dan sekarang memproduksi lebih dari 40.000 peluru 155 mm per bulan, dengan rencana untuk mencapai 100.000 peluru per bulan.

Dua pemimpin Pentagon yang telah mendorong peningkatan produksi itu — Doug Bush, asisten Menteri Angkatan Darat untuk akuisisi, logistik, dan teknologi, dan Bill LaPlante, pembeli senjata utama Pentagon — dijadwalkan bergabung dengan Zelenskyy di pabrik tersebut, seperti halnya Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro.

Peluru 155 mm hanyalah satu dari sejumlah amunisi, rudal, pertahanan udara, dan sistem persenjataan canggih yang telah diberikan AS kepada Ukraina — mulai dari peluru senjata ringan hingga jet tempur F-16 canggih. AS telah menjadi donor terbesar bagi Ukraina, menyediakan lebih dari $56 miliar dari lebih dari $106 miliar yang telah dikumpulkan NATO dan negara-negara mitra untuk membantu pertahanannya.

Meskipun Ukraina bukan anggota NATO, komitmen terhadap pertahanannya dipandang oleh banyak negara Eropa sebagai suatu keharusan untuk mencegah Putin dari agresi militer lebih lanjut yang dapat mengancam negara-negara tetangga yang menjadi anggota NATO dan mengakibatkan konflik yang jauh lebih besar. [my/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG