Para pemilih di Bosnia-Herzegovina memberikan suaranya dalam pemilu dibayangi perpecahan etnis, yang menghentikan reformasi struktur politik yang rumit di negara itu.
Lebih dari tiga juta orang yang memenuhi syarat akan memilih pada hari Minggu, presiden yang dijabat secara bergilir tiga kelompok masyarakat, yaitu Kroasia, Muslim dan Serbia.
Pemilih juga memilih anggota parlemen pusat dan majelis bagi dua daerah otonomi, yakni Republika Srpska yang diperintah etnik Serbia dan Federasi Bosnia-Kroasia. Republika Srpska juga mengadakan pemilihan untuk presiden mereka sendiri.
Sistem politik Bosnia terbentuk dari kesepakatan damai yang didukung negara-negara Barat tahun 1995 yang mengakhiri perang saudara selama tiga tahun. Persaingan antara tiga kelompok etnis utama negara ini telah mengakibatkan pemerintah pusat yang lemah dan sering menemui jalan buntu.
Pemimpin Muslim Bosnia berkampanye bagi penguatan pemerintah pusat negara itu, sebagai syarat utama untuk bergabung dengan ke-27 negara Uni Eropa. Presiden Republika Srpska Presiden Rajko Kuzmanovic mengatakan pemerintahannya tidak akan menerima pengurangan kekuasaan otonomi.
Rakyat Bosnia Memilih dalam Pemilu yang Dibayangi Perpecahan Etnis
Lebih dari tiga juta orang yang memenuhi syarat akan memilih presiden, parlemen pusat dan dua majelis.
