Pihak berwenang pada Selasa (23/4) mengatakan para pemilih telah menyetujui amandemen konstitusi yang memungkinkan Presiden Abdel-Fattah el-Sissi tetap berkuasa sampai 2030.
Referendum itu secara luas dipandang sebagai langkah lainnya untuk memulihkan pemerintahan otoriter selama delapan tahun setelah pemberontakan pro-demokrasi yang menggulingkan presiden otoriter Hosni Mubarak.
Lasheen Ibrahim, ketua komisi pemilu Mesir, mengatakan amandemen itu disetujui dengan 88,83 persen suara mendukung.
Jumlah pemilih yang memberikan suaranya adalah 44,33 persen dari para pemilih yang memenuhi syarat. Referendum nasional berlangsung selama tiga hari, dari Sabtu (20/4) hingga Senin (22/4) untuk memaksimalkan jumlah pemilih.
Media pro-pemerintah, pelaku bisnis dan anggota parlemen sebelumnya menganjurkan jawaban "Ya" dan mendorong partisipasi tinggi pemilih sementara pihak berwenang mengancam akan mendenda siapa pun yang memboikot pemilihan.
Pihak berwenang telah melakukan penumpasan berskala luas terhadap pembangkang sejak el-Sissi, memimpin militer menggulingkan presiden Islam terpilih namun memecah belah, pada 2013. [my]