Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menteri-menteri ekonomi menilai adanya pengaruh global terhadap perekonomian Indonesia tahun depan.
Dalam pidato mengenai Nota Keuangan dan RAPBN 2012 di Gedung DPR di Jakarta, Selasa, Presiden Yudhyono meyampaikan asumsi makroekonomi yang akan menjadi acuan kinerja ekonomi pemerintah.
Presiden Yudhoyono juga menyoroti persoalan ekonomi global saat ini dalam kaitannya dengan pengelolaan anggaran negara. SBY mengatakan, “Pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, laju inflasi 5,3 persen, suku bunga SBI 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar rupiah 9.300 per dolar Amerika Serikat, harga minyak 80 dolar Amerika Serikat per barel dan lifting minyak 970 ribu barel per hari, di tengah pemulihan ekonomi global yang masih di bayang-bayangi oleh sejumlah ketidakpastian pemerintah bertekad untuk mewujudkan pengelolaan APBN dan APBD yang sehat, efektif dan berkelanjutan.”
Dalam jumpa pers oleh seluruh menteri ekonomi usai pidato presiden, Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga mengakui adanya ancaman dampak negatif perekonomian global terhadap perekonomian domestik.
fHatta Rajasa mengatakan, “Resiko global meningkat, kinerja perekonomian di sejumlah kawasan menunjukkan trend positif meskipun diperkirakan sedikit melambat. Kita bisa melihat Amerika Serikat, Eropa juga masih mengalami persoalan, Tiongkok kemudian juga ekonomi India juga ada ancaman terjadi perlambatan.”
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga mengakui pengaruh perekonomian global terhadap kinerja ekonomi Indonesia tahun depan terutama dari sudut ekspor. Namun, Menteri Mari Pangestu optimis Indonesia masih mampu meningkatkan ekspor.
“Prospeknya cukup baik walaupun ada perlambatan pertumbuhan dari Amerika dan Eropa. Ekspor kita sekitar 10 persen untuk Amerika dan 12,5 persen untuk Eropa, sisanya sekitar 70 persen itu untuk Asia. Jadi, selama Asia pertumbuhannya baik atau pun melambat sedikit, tetapi tetap kita bisa mempertahankan pertumbuhan ekspor kita," ujar Mendag Mari Pangestu.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan juga menyampaikan hal senada. Ia mengatakan, “Perekonomian dunia dengan apa yang terjadi di Eropa dan juga di Amerika Serikat, kami berkeyakinan dengan potret fiskal, moneter, demografik dan skala yang ada di Indonesia, akan dapat mencapai target realisasi investasi di tahun 2012. Prediksi saya (investasi) akan mencapai sekitar 280-an triliun rupiah.”
Walaupun sadar terhadap dampak melemahnya perekonomian dunia, pada kenyataannya, pemerintah masih mengandalkan utang luar negeri untuk menutup defisit yang tercatat dalam RAPBN 2012 sebesar 125,6 triliun rupiah.