Kandidat presiden Partai Republik Donald Trump Selasa lalu berkampanye di depan massa yang bersahabat di negara bagian Virginia.
Massa berjumlah sekitar 800 orang itu mulai mengikuti antrian masuk gedung sejak dini hari agar bisa mengikuti pidato miliarder itu yang berbicara tentang perdagangan, imigrasi dan lapangan kerja.
Dalam peta pemilihan di Amerika, Virginia termasuk negara bagian di mana jumlah pemilih Republik dan Demokrat seimbang atau dikenal sebagai “swing state.” Oleh karena itu sangat penting bagi Trump maupun lawannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, untuk memenangkan pemilihan di negara bagian itu.
Sebagian pendukung Trump rela bangun tidur sebelum fajar untuk mengikuti antrian untuk tempat duduk di gedung tempat kampanye di Ashburn, Virginia utara.
Sebagian berdiri dalam antrian dan menunggu kandidat presiden itu selama enam jam di sebuah sekolah menengah atas. Apa yang membuat orang rela berbuat demikian?
Seorang pendukung Trump bernama Geri mengatakan, “Saya merasa sepertinya dia adalah calon yang sesungguhnya.”
Seorang penggemar lain, Kenny, menambahkan, “Dia akan membuat Amerika hebat lagi.”
Kandidat presiden Partai Republik menyapa massa dengan kisah seorang veteran yang memberinya tanda kehormatan milik veteran itu berupa medali Purple Heart.
“Jadi saya mengatakan, 'Letnan Kolonel, Anda ingin mengatakan sesuatu? Dia menjawab, Tidak, Pak, saya ingin Anda terus mengatakan apa yang selama ini Anda katakan," ucap Trump.
Trump berusaha mengulurkan tangan kepada veteran. Pernyataannya yang meragukan tentang orang tua Muslim yang anaknya menjadi tentara Amerika dan tewas di medan tempur dan tindakannya menghindari dinas militer sampai lima kali dalam Perang Vietnam tidak mengusik para pendukungnya.
Misalnya, Mark Austin, seorang pensiunan Marinir, mengatakan, “Saya kira dia akan menjadi panglima tertinggi yang hebat. Seorang panglima tertinggi yang sudah lama ditunggu-tunggu."
Trump bertekad akan memerangi terorisme dalam kerjasama dengan Kremlin.
Dia mengatakan, “Daripada semua percekcokan dan penghamburan uang dan berbagai masalah, jika kita bisa bermitra dengan Rusia dan negara-negara lain untuk menghancurkan ISIS, apakah itu bukan hal yang baik? Kita harus memenangkan Virginia!”
Imbauan Trump itu akan sulit terpenuhi di Virginia, negara bagian asal Tim Kaine, calon wakil presiden pasangan Hillary Clinton. Tetapi para pakar mengatakan jika Trump menang di Virginia utara, dia bisa menang di seluruh negara bagian itu.
“Saya tidak bisa membayangkan bahwa orang-orang dari Loudoun ini akan memberikan suara untuk Hillary Clinton yang tidak jujur," kata Trump.
Tetapi jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Hillary Clinton, yang masih berseri-seri setelah menerima nominasi dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat, masih unggul lebih dari 5 persen secara nasional.
Eileen Schilling, warga Loudon, Virginia, pendukung Trump mengatakan, “Cukup dengan semua kebodohan ini. Hillary bahkan tidak tahu caranya naik kereta bawah tanah di New York dan dia akan berusaha menjadi seperti orang kecil di sini, seperti kita? Tidak mungkin.”
Pemenang 13 suara elektoral di Virginia dalam pemilihan presiden tahun 2012 hanya ditentukan oleh perbedaan sebesar 3 persen. [lt/ab]